STARJOGJA.COM, Info – Mengawali hari nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka di zona merah dengan pelemahan 55 poin atau 0,33 persen ke level Rp16.505 per dolar AS pada perdagangan Kamis (2/4/2020).
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,072 poin atau 0,07 persen ke level 99,601 pada pukul 08.51 WIB. Dalam perdagangan Rabu (1/4/2020) kemarin, mata uang garuda ditutup melemah di level Rp16.450 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.310 atas dolar AS.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pada perdagangan hari ini rupiah kemungkinan masih melanjutkan tren pelemahan. Dia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.400 hingga Rp16.700, pada perdagangan hari ini.
Baca Juga : Nilai Tukar Rupiah di Level Terendah Sejak Oktober 2019
“Tekanan global masih cukup kuat walaupun pemerintah dan Bank Indonesia terus membuat terobosan-terobosan melalui strategi bauran guna untuk menekan melemahnya ekonomi akibat dari pandemi virus corona tersebut,” tulisnya dalam siaran pers, Rabu (1/4/2020).
Faktor ekternal yang mempengaruhi adalah data manufaktur dari Asia dan Eropa menunjukkan perlambatan ekonomi yang parah ketika kawasan mencoba untuk memerangi pandemi virus corona.
Goldman Sach juga merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi AS menjadi minus 34 persen secara annualized (kuartalan yang disetahunkan) pada kuartal I/2020.
Meski begitu, Goldman Sach memperkirakan pemulihan akan terjadi secara bertahap mulai Mei atau Juni. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan melesat 19 persen pada kuartal III/2020.
Kondisi yang serba tak menentu akibat pandemi global telah mendorong terjadinya gejolak ekonomi yang tidak biasa. Oleh karena itu, pemerintah dan juga Bank Indonesia (BI) mempersiapkan langkah antisipasi bersama melalui kebijakan luar biasa yang diatur lewat Perpu No.1 tahun 2020 tentang kebijakan keuangan dalam rangka menghadapi ancaman COVID-19.
Dalam UU BI diatur bahwa BI tidak boleh membiayai defisit fiskal, namun di kondisi tidak normal yang menyebabkan defisit fiskal yang besar BI dimungkinkan untuk meneyrap kebutuhan defisit fiskal melalui membeli SUN dan SBSN di pasar perdana.
Sumber : Bisnis
Comments