STARJOGJA.COM. HEALTH – Cegah Pneumonia, Jangan Cium Balita kalau Batuk dan Pilek. Dokter spesialis anak, Prof. Soedjatmiko melarang Anda yang mengalami batuk atau pilek mencium bayi dan balita di sekitar Anda untuk mencegah mereka terkena penyakit akibat bakteri, virus atau jamur termasuk pneumonia di masa pandemi COVID-19 saat ini.
“Bakteri, virus, jamur ada di mana-mana. Kalau ada keluarga yang batuk pilek, jangan mencium bayi dan balita,” kata dia di sela peringatan Hari Pneumonia Dunia 2020 secara daring, Kamis.
Selain itu, sebaiknya pakailah masker dan mencuci tangan sebelum menyentuh bayi dan balita serta segeralah berobat untuk memulihkan kondisi Anda. Cegah Pneumonia, Jangan Cium Balita kalau Batuk dan Pilek
BACA JUGA : UI Kembangkan Deteksi Pneumonia Akibat Covid-19
Soedjatmiko mengatakan, patogen penyebab pneumonia bisa masuk ke hidung, saluran napas anak dan merusak paru-parunya saat kekebalan tubuhnya yang rendah. Penyebab rendahnya kekebalan ini karena beberapa faktor antara lain asap rokok, debu di rumah yang kemudian merusak saluran napas, kurangnya anak mendapatkan asupan ASI eksklusif sehingga menyebabkannya kurang gizi.
Belum lagi jika si kecil lahir dengan berat badan rendah, tidak diimunisasi, menderita penyakit kronik dan terlambat berobat sehingga maka kondisi ini membuatnya berisiko kehilangan nyawa karena pneumonia.
Dari sisi gejala, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Nastiti Kaswandani pernah mengatakan, pneumonia ditandai sejumlah gejala antara lain demam, batuk dan kehilangan nafsu makan, yang seringkali disalahartikan sebagai selesma dan flu.
Selain gejala itu, penderita juga bisa mengeluhkan sesak napas dan napasnya sangat cepat dari biasanya. Demam yang berlangsung pun bisa berlanjut 2-3 hari.
“Curigai pneumonia kalau gejalanya berlanjut, (yakni) demam 2-3 hari. Tanda penting lainnya anak terlihat napasnya lebih cepat dari biasanya, sesak napas,” ujar Nastiti dalam sebuah talk show virtual bertema “Selamatkan Anak dari Bahaya Pneumonia di Masa Pandemi”, bebarapa waktu lalu.
Comments