News

Penguat Jaringan Narkoba di Indonesia karena Ada Shield and Core

0
jaringan narkoba
Ilustrasi Narkoba
STARJOGJA.COM, Info – Keberadaan jaringan narkoba di Indonesia kuat karena adanya relasi “shield and core” (pelindung dan inti). Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Martinus Hukom menjelaskan hubungan keduanya yaitu bandar narkoba sebagai “core” (inti) dan pengedar sebagai “shield” (pelindung) yang saling terlibat dalam hubungan mutualisme.
“Core itu bandarnya, shield itu masyarakat yang sudah terpengaruh dan bergantung kepada para bandar ini. Karena ada finansial yang mereka dapat dari jualan narkoba tersebut,” ujarnya. ​​​​​​
Para pemakai baru yang awalnya ditawari narkoba secara gratis, kata Martinus, lama-kelamaan menjadi adiksi. Namun, kemudian tidak punya uang untuk kembali membeli narkoba.
“Narkoba ini kan dia adiktif, maka ketika orang sudah merasakan, dia akan berupaya untuk memakai terus. Nah, supaya dia bisa punya kemampuan untuk membeli, ya udah sekalian aja menjual. Kira-kira seperti itu,” paparnya.
Selanjutnya, para pengedar yang sudah ketergantungan secara fisik dan finansial pun bakal melindungi bandarnya.
“Nah, jaringan dan relasi ini yang perlu kita lawan bersama,” kata Martinus.
Menurutnya, peran lurah, RT/RT, Bhabinkamtibmas dan tokoh-tokoh agama sangat penting untuk menangkal masuknya pengedar atau bandar di lingkungan setempat.
“Sehingga, ada kepercayaan diri para patron-patron tradisional ini bersama dengan masyarakat, kita usir para bandar. Sukses kita adalah bagaimana kita mengusir bandar dari kampung dan menangkap,” ujar Martinus.
Terkait masalah narkoba Kampung Boncos, Palmerah, Martinus meyakini bahwa pengedar narkoba di wilayah itu bukan merupakan warga setempat.
“Kita sudah mulai mengidentifikasi siapa yang masuk ke sini dan rata-rata bukan orang sini. Menurut pembicaraan saya dengan beberapa tokoh di sini, ini orang-orang yang datang ngekos di sini, lalu kemudian dia mulai mempengaruhi orang lalu mereka sudah tergantung kepada bandar-bandar ini,” ujar Martinus.
Oleh karena itu, Martinus meminta peran serta masyarakat untuk mengusir, melapor dan menangkap para pengedar yang berasal dari luar.
“Artinya, kita bukan saja menangkap, tapi menjaga supaya tidak ada lagi orang baru yang masuk ke sini, orang yang mencoba membawa narkoba ke sini. Itu kunci, salah satu tujuan kita hadir di sini bersama-sama masyarakat,” kata Martinus.
Disebutkannya, pengguna narkoba di dunia saat ini berjumlah 296 juta atau 5,8 persen dari seluruh penduduk dunia.
“Kalau di Indonesia sendiri, survei per tahun 2023 menunjukkan ada 3,33 juta orang Indonesia yang menggunakan narkoba,” katanya.
Sumber : Antara
Bayu

Anemia pada Wanita Bisa Dicegah Sejak Usia Remaja

Previous article

Pakistan Selalu Siap Rundingkan Solusi dengan India

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News