STARJOGJA.COM, Info – Careva Jhilly Kanahaya Setiawan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik UNY program studi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Angkatan 2023 tidak menyangka dapat kuliah. Sebab, Jhilly panggilannya mengaku sejak kecil terbiasa hidup berpindah-pindah hingga keluarganya mendapatkan kemapanan ekonomi.
Lalu semua berubah saat adik bungsunya lahir dengan penyakit bawaan pneumonia sehingga harus dirawat selama 2 bulan di ICU. Adik yang dicintainya itu pun meninggal dunia yang menjadi pukulan bagi keluarganya.
“Adik saya juga tumbuh sebagai anak berkebutuhan khusus, down syndrome,” kenangnya Sabtu (8/11/2024).
Lalu tidak berhenti, ujian datang ke keluarganya yang membuat kedua orang tuanya Denny Setiawan dan Dyah Ekha Sari ini mengalami keterpurukan ekonomi akibat asset keluarganya habis untuk biaya pengobatan adik bungsunya. Ditambah saat itu datang pandemi yang membuat keluarganya semakin terpuruk karena ayahnya kehilangan pekerjaan.
“Ibu mengalami depresi berat, sedangkan ayah berusaha menjaga kestabilan keluarga di tengah goncangan ekonomi yang semakin menghimpit,” ujar Jhilly berkaca-kaca.
Mulai dari menjual jajanan di kantin sekolah hingga menjual barang-barang di rumah seperti galon air demi membeli beras. Sempat pula hanya untuk membeli telur, Jhilly bersama adik dan ayahnya harus mencari rongsokan dari tetangga berupa kardus dan plastik untuk dijual.
Tiba saatnya alumni SMAN 5 Yogyakarta itu ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi namun merasa kebingungan tentang biaya yang harus ditanggung. Meski ia sempat lolos eligible di jalur SNBP, Jhilly gagal lolos seleksi.
Orang tua Jhilly memberi semangat untuk tetap mendaftar di jalur lain dengan mencarikan hutang kesana kemari untuk membayar uang pendaftaran. Namun Jhilly kembali mengalami kegagalan pada jalur SNBT.
Dengan sisa uang yang ada, ia mencoba jalur mandiri prestasi akademik di UNY yang mengandalkan nilai rapor dan prestasi. Dengan keberanian, ia mendaftarkan diri dan mengisi sumbangan pendidikan sebesar Rp. 0 karena ketiadaan biaya. Takdir Tuhan ternyata menemukan jalannya. Jhilly dinyatakan lulus seleksi di prodi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum.
Namun, masalah baru muncul ketika UKT ditetapkan dan gadis kelahiran Semarang 24 September 2005 tersebut harus segera mendaftar ulang dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas. Ayahnya akhirnya menjual motor satu-satunya untuk membayar biaya UKT.
“Pada akhirnya ayah tidak bisa memiliki akomodasi untuk menuju tempat bekerja dan harus menggunakan Trans Jogja” papar Jhilly.
Di tengah kegundahan, Jhilly mengajukan beasiswa dan akhirnya berhasil mendapatkan Beasiswa Pendidikan Bayan Peduli. Beasiswa ini memberikan tunjangan bulanan, subsidi UKT, bantuan laptop, dan pendanaan skripsi. Saat pertama kali uang beasiswa turun rasa haru menyelimuti Jhilly, memberi keluarga mereka napas baru untuk memulai usaha kembali.
Tidak sia-sia, warga Bantul tersebut menempuh studi lanjut di UNY dengan beasiswa Bayan Peduli dan berhasil meraih IPK 3,9. PT. Bayan Resources, Tbk. adalah sebuah perusahaan terkemuka dalam industri pertambangan batu bara di Indonesia.
Beasiswa ini merupakan bentuk apresiasi dan dukungan Bayan Resources terhadap generasi muda yang memiliki potensi besar dalam bidang akademik. Jhilly merupakan salah satu dari 41 mahasiswa UNY angkatan 2023 yang mendapat beasiswa Bayan Peduli.
Sumber : UNY
Baca juga : Usia 15 Tahun, Novi Kuliah di UNY dan Mendapat Mahasiswa Termuda
Comments