STARJOGJA.COM, JOGJA – PMI DIY bersama PMI Kabupaten Bantul, Sleman, dan Gunungkidul mengirimkan 5 truk tangki dan 10 personel dalam respons tanggap darurat bencana banjir dan longsor di Wilayah Sumatra.
“Tahap kedua ini kami mengirim sejumlah 5 (lima) truk tangki dan 10 (sepuluh) orang personel terdiri dari 5 pengemudi dan 5 kru yang akan bergabung sebagai tim WASH (air, sanitasi, dan kebersihan) PMI Pusat yang akan bertugas selama 4 (empat) minggu,” tutur GBPH. H. Prabukusumo, S.Psi, Ketua PMI DIY saat melepas keberangkatan dari Markas PMI DIY, Gamping, Sleman, Senin (22/12).
Lima truk tangki terdiri dari 2 (dua) unit dari PMI DIY dan PMI Kabupaten Sleman, Bantul, dan Gunungkidul masing-masing 1 (satu) unit.
“Saya berharap tim yang berangkat tahap kedua ini selalu menjaga keamanan dan keselamatan, mengedepankan integritas dan etika, selalu bertindak sesuai kode perilaku organisasi dan Prinsip Dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah”, tambah Gusti Prabu.
Tim PMI DIY sebelumnya yang bertugas dalam Tim Pelayanan Kesehatan Dasar Darurat (PKDD) masih bertugas di Aceh Tamiang.
“Mereka masih bertugas di Aceh Tamiang melaksanakan pelayanan medis, dukungan psikososial, promosi kesehatan dengan layanan kesehatan keliling dengan penerima manfaat sejumlah 486 orang terdiri dari 178 orang laki-laki dan 308 orang wanita,” jelas Gusti Prabu, sapaan akrab Ketua PMI DIY.
Selain mobilisasi personel dan pengiriman truk tangki, PMI DIY melalui PMI Kota Yogyakarta juga telah mengirimkan bantuan sejumlah 200 kantong darah yang dikoordinir oleh PMI Pusat untuk mendukung upaya penanganan medis dan pemulihan masyarakat terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera.
“PMI DIY juga masih membuka donasi untuk merespons bencana yang terjadi di Sumatera. Saat ini per 22 Desember 2025 pukul 10.00 WIB, donasi yang terkumpul sebesar Rp241.851.166.”, ungkap Gusti Prabu.
Salah satu Tim Pelayanan Kesehatan PMI DIY yang bertugas di Aceh Tamiang, dr. Arroyan menyampaikan data kesakitan paling banyak diderita oleh masyarakat adalah demam, batu, pilek, gatal, nyeri, pusing, dan kebas.
“Tantangan selama bertugas di sini adalah akses menuju lokasi terdampak yang terbatas akibat kondisi wilayah pascabencana, cuaca yang tidak mendukung, keterbatasan sarana pendukung, dan tingginya kebutuhan masyarakat terdampak dalam pemenuhan dengan cepat dan merata,” jelas dr. Arroyan yang juga merupakan dokter Klinik Pratama PMI DIY.







Comments