STARJOGJA.COM, Info – Usai menyelesaikan sidang kuliah, Izam Mahardika atau akrab dipanggil Bang Dika, mulai terjun ke dunia usaha dengan membuka Seblak Bang Dika pada Juni 2024. Sejak itu, usahanya berkembang pesat dan hampir setiap hari pelanggan memadati warungnya, terutama pecinta pedas.
Perjalanan Dika dalam membangun bisnis ini tidak berlangsung instan. Awalnya ia mengaku sama sekali tidak memahami dunia kuliner, bahkan tidak terlalu mengenal seblak. Kini, setelah terus belajar dan mencoba, seblaknya mampu laris terjual hingga 100 porsi per hari.
“Awalnya saya tidak tahu kuliner dan tidak tahu seblak juga,” ujarnya Selasa (18/11/2025).
Namun berbekal keinginan kuat untuk mandiri setelah lulus kuliah, ia memutuskan untuk mencoba. Ia langsung memesan sebuah ruko di dekat Kampus UIN Sunan Kalijaga tanpa mengetahui apa yang akan dijualnya.
Dika menyebutkan dalam waktu sebulan, mulai meracik bumbu seblak dengan bantuan kakaknya yang dengan mendatangkan ahli jasa boga untuk belajar. Proses panjang coba-coba itu akhirnya membuahkan hasil.
“Saya menemukan perpaduan bumbu kering dan basah yang akhirnya menjadi ciri khas dari seblak Bnag Dika. Dengan percaya diri, saya membuka Seblak Bang Dika,” katanya.
Keunikan lain dari seblak ini adalah konsep seblak prasmanan dengan aneka topping pilihan mulai dari kerupuk, sayur, tempura, dan masih banyak lagi. Serta penyajian menggunakan wajan kecil, yang menurut Dika menjadi yang pertama di Jogja.
“Saya mengutamakan keberagaman topping supaya pelanggan enggak bosan, dan dihidangkan dengan wajan kecil yang hadir pertama kali di Jogja,” jelasnya.
Tempat seblaknya Bang Dika yang pertama terbilang kurang luas. Namun kini dengan bertambahnya pelanggan, Seblak Bang Dika pindah ke tempat yang jauh lebih besar, bahkan memiliki lantai 2 dan 3.
Kini, usaha yang dirintis dari rasa takut menganggur itu justru menjadi salah satu tempat favorit mahasiswa. Hampir setiap hari pengunjung berdatangan, membuat Seblak Bang Dika dikenal sebagai seblak yang selalu ramai.
Bagi Dika, perjalanan ini mengajarkannya bahwa kesempatan tidak datang dua kali.
“Kalau waktu itu saya ragu dan enggak langsung ambil tempat, mungkin usaha ini enggak akan pernah ada,” katanya.
Kisahnya menjadi bukti bahwa keberanian memulai dapat membuka jalan menuju kesuksesan.
Baca Juga : Asal-Usul Seblak Seblak, Jajanan Jalanan Khas Sunda
Penulis : Astutik






Comments