STARJOGJA.COM, JOGJA – Kehamilan sehat adalah kehamilan yang direncanakan, bukan akibat kegagalan IUD, ataupun tiba-tiba hamil. Mengontrol kehamilan secara rutin dalam tiga trimester menjadi aspek yang penting, meliputi pemerikasaan kondisi janin, pemenuhan gizi ibu, dan rencana persalinan.
dr. Ade Setiagraha, Sp.OG., dokter spesialis obstatri dan ginekologi di Rumah Sakit Pratama Yogyakarta, menjelaskan pentingnya pemeriksaan USG kehamilan dan berbagai aspek kesehatan ibu hamil.
Pada trimester pertama usia kehamilan 0 – 12 minggu akan menimbulkan gejala-gejala seperti, mual dan muntah. Kondisi tersebut terjadi karena terdapat perubahan hormon, ini merupakan kondisi ibu hamil yang bagus, menandakan hormon dalam tubuhnya tercukupi.
“Yang harus diwaspadai kalau mual muntahnya ini terlalu sering, sehari lebih dari 5 kali, lemas tidak bisa beraktivitas, dan tidak bisa makan, maka ini harus memerlukan perawatan,” kata dr. Ade.
USG pertama dapat dilakukan pada usia kehamilan 4 – 8 minggu untuk memastikan ada tidaknya kantong janin, menentukan usia kehamilan dan lokasi kehamilan, hamil di dalam ataupun luar kandungan. Ibu hamil perlu mengonsumsi asam folat dan zat besi untuk mencegah cacat saraf pada janin, mengonsumsi makanan tidak harus nasi, bisa buah dan susu hamil, tapi untuk makanan maupun minuman yang mengandung kafein tidak disarankan untuk dikonsumsi dulu.
Masuk trimester kedua, itu kondisi kehamilan yang paling nyaman, karena mual berkurang, nafsu makan meningkat, dan perut belum terlalu besar. Olahraga seperti jalan kaki, yoga, dan berenang, bagus dilakukan, tetapi sebaiknya hanya dilakukan jika sudah terbiasa sebelum hamil.
“Kontraksi itu respon terhadap aktivitas yang dilakukan, rasanya seperti perut tercengkram dan nyeri haid, ibu hamil harus segera istirahat, ketika terjadi kontraksi terus-menerus dan perdarahan, harus segera diperiksa,” ujarnya.
USG trimester kedua pada 16 – 20 minggu dilakukan untuk memeriksa organ janin, posisi plasenta, jumlah cairan ketuban, dan jenis kelamin bayi. Namun, untuk melihat jenis kelamin bayi belum bisa dipastikan pada usia trimester kedua, tergantung dengan posisi bayi.
Pada trimester tiga akan mengevaluasi kondisi janin, berat badan janin, cairan ketuban, posisi plasenta, posisi janin, dan organ-organ janin. Usia kehamilan 36 minggu, kondisi janin yang bagus adalah kepala sudah di panggul.
“Janin semakin aktif, semakin baik, janin dalam 12 jam minimal bergerak sebanyak 10 kali, kalau tidak sampai 10 kali bisa jadi cairan ketubannya habis, gawat janin, penekanan pada tali pusar janin. Nah, ukuran janin yang paling aman sekitar 2,5 – 3,5 kg agar bisa persalinan normal,” tambah dr. Ade.
Tidak ada pantangan mutlak dalam makanan bagi ibu hamil, tetapi makanan mentah perlu dihindari karena risiko kuman. Sedangkan, warna air ketuban dapat dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu hamil, sementara air ketuban yang bercampur dengan kotoran bayi berisiko mengganggu pernapasan janin.
“Air es tidak berbahaya, tapi ibu hamil perlu membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, seperti es krim dan sirup. Ibu dengan penyakit diabetes, jantung, dan tekanan darah tinggi, akan mendapatkan pengawasan dokter spesialis agar kondisinya tetap stabil,” imbuh dr. Ade.
Ia menambahkan terkait posisi tidur ibu hamil disarankan tidur miring ke kiri untuk memperlancar sirkulasi darah ke janin, tetapi yang terpenting adalah memastikan janin tetap aktif dan sehat. Sedangkan, pemeriksaan USG dapat mendeteksi sebagian besar kelainan bawaan, meskipun beberapa kelainan kecil sulit terdeteksi dan memerlukan tes darah tambahan.
“Teknologi USG semakin canggih, dengan 2D untuk mendeteksi anatomi janin, 3D untuk aliran darah, dan 4D untuk melihat kondisi kulit serta kelainan janin. Sementara itu, KB tidak sepenuhnya mencegah kehamilan, KB hormonal dapat menimbulkan efek samping seperti mual, sementara IUD atau spiral masih memiliki kemungkinan gagal mencegah kehamilan,” tutupnya.
PENULIS : Ernita Putri Andini
Comments