STARJOGJA.COM, Info – Hampir enam tahun sejak penerapan sistem empat hari kerja per minggu, Islandia berhasil membuktikan bahwa jam kerja lebih singkat tidak menurunkan produktivitas. Sebaliknya, kebijakan ini justru meningkatkan kesejahteraan pekerja sekaligus memperkuat perekonomian negara.
Penerapan kebijakan empat hari kerja pada tahun 2019 bukanlah keputusan spontan, melainkan hasil uji coba panjang antara tahun 2015 hingga 2019. Pemerintah dan sektor swasta bekerja sama untuk menguji efektivitas pengurangan jam kerja di berbagai lembaga publik maupun perusahaan swasta. Tahapan ini membantu mengatasi keraguan bahwa perekonomian akan melemah akibat berkurangnya jam kerja.
Dukungan terhadap infrastruktur digital juga menjadi faktor kunci. Akses internet cepat dan penggunaan platform kolaborasi daring memungkinkan pekerja beradaptasi dengan mudah antara kerja jarak jauh dan di kantor. Pekerja muda yang akrab dengan teknologi bahkan menjadi motor penggerak perubahan budaya kerja baru ini.
Dampaknya terlihat nyata. Menurut laporan Direktorat Kesehatan Islandia, tingkat stres, kecemasan, dan depresi akibat pekerjaan turun drastis. Karyawan melaporkan kualitas tidur yang lebih baik, energi yang meningkat, serta keseimbangan hidup yang lebih sehat. Kehidupan keluarga pun ikut membaik.
Selain itu, masyarakat memiliki lebih banyak waktu untuk kegiatan sosial, sukarela, dan budaya, yang turut memperkokoh posisi Islandia sebagai salah satu negara paling bahagia di dunia.
Dari sisi produktivitas, kekhawatiran bahwa jam kerja lebih pendek akan menurunkan output terbukti tidak benar. Produktivitas karyawan tetap stabil bahkan meningkat di sejumlah sektor.
Perusahaan juga menikmati penghematan biaya operasional karena penggunaan listrik, pemanas, dan kebutuhan kantor berkurang. Dengan kata lain, sistem empat hari kerja membawa keuntungan baik bagi pekerja maupun perusahaan.
Daya tarik keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi juga menjadikan pasar tenaga kerja Islandia semakin diminati oleh talenta global. Laporan pemerintah tahun 2023 mencatat penurunan cuti sakit, peningkatan kepuasan pelanggan, serta retensi karyawan yang lebih tinggi. Studi OECD di tahun yang sama mengonfirmasi bahwa negara dengan jam kerja lebih pendek cenderung memiliki kesejahteraan dan produktivitas yang lebih tinggi.
Keberhasilan Islandia kini menginspirasi banyak negara lain seperti Jerman, Spanyol, dan Portugal untuk mencoba sistem serupa. Hasil awal menunjukkan perekonomian tetap stabil bahkan tumbuh positif.
Menurut aktivis dan pendidik Islandia, Maria Hjalmtysdottir, perubahan ini bukan sekadar soal jam kerja, melainkan cara baru dalam mencari keseimbangan hidup dan kebahagiaan. Pengalaman Islandia menjadi bukti bahwa masa depan dunia kerja bisa dibangun dengan menempatkan manusia dan kualitas hidup sebagai pusatnya.
Baca Juga : 800 Tahun Tidur Panjang Gunung Api di Islandia Bangun
Sumber : Bisnis
Penulis : Astutik







Comments