STARJOGJA.COM, JOGJA – Kemantren Pakualaman berhasil menurunkan volume sampah hingga 3 ton per hari. Capaian ini berkat serangkaian langkah inovasi pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.
Walikota Yogyakarta, Dr.(HC.) dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), mengapresiasi keberhasilan Kemantren Pakualaman dalam mengurangi volume sampah secara signifikan.
“Saya pikir rentang kendalinya Tidak terlalu besar dan Tidak terlalu jauh, Memang Pakualaman itu Menjadi contoh Untuk mengurangi volume sampah Termasuk penggerubak di pakualaman,” ujar Walikota Yogyakarta dalam Program Walikota Menyapa yang disiarkan Star FM.
Sejak November, Kemantren Pakualaman menjalankan Payload Project untuk pengelolaan sampah berbasis jemput dan pilah dari rumah tangga. Sistem pilah ini terdiri dari sampah organik dan non organik.
“Kami diminta agar sampah rumah tangga tidak lagi dibuang sendiri ke depo karena kondisi di sana tidak nyaman,” ujar Saptohadi, S.I.P., Mantri Pamong praja Pakualaman.
Yang paling berperan dari keberhasilan program ini adalah peran atau kesadaran dari setiap rumah tangga, kemudian kader bahan sampah dalam memilah sampah dari sumbernya. Hasilnya, volume sampah yang semula 6–10 ton per hari berhasil ditekan menjadi hanya 2,6 ton per hari, setara penurunan 54,22 persen.
“Sampah organik kami olah menjadi pakan ternak atau maggot, sedangkan sampah anorganik 100 persen masuk ke bank sampah untuk diolah lebih lanjut,” jelasnya.
Ia mengakui bahwa banyak warga yang enggan memilah sampah dari rumah. Edukasi dilakukan dengan menyisir warga yang belum berlangganan hingga akhirnya mereka bersedia memilah dan berpartisipasi dalam program.
“Kami bersama Pak RW, Pak RT, dan kader bank sampah mendampingi warga satu per satu, terutama yang belum berlangganan. Kami juga menekankan kepada transporter agar sampah yang tidak dipilah tidak diangkut, sehingga warga akhirnya mau memilah,” ujar Sunarni, S.M. MM., Lurah GunungKetur
Menurutnya, sampah liar yang dulu kerap menumpuk di sekitar Jalan Harjono kini hampir tidak terlihat berkat kerja sama kelurahan, Satpol PP, dan warga. Meski ada satu-dua warga yang masih enggan memilah, tim terus melakukan edukasi agar kebersihan tetap terjaga.
”Pada awal mulai, masih belum 100% semua warga belum memilah, banyak dijumpai sampah liar. Dan saat ini hampir tidak kita jumpai di wilayah itu ada sampah liar,” jelasnya.
Penulis: Adita Isna Aryati
Comments