STARJOGJA.COM, Info – Masjid Perak Kotagede berdiri pada tahun 1930-an sebagai hasil pemisahan dari Masjid Gede Mataram yang kala itu tidak lagi mampu menampung jamaah.
Kala itu penuh sehingga untuk mendengarkan khutbah sering kali tidak terdengar. Proses pendirian masjid ini mendapat dukungan dari para pemuka agama setempat, Serta memanfaatkan tanah wakaf keluarga Mudzakir.
“Masjid Gede waktu itu penuh, kalau mendengarkan khutbah sering tidak terdengar. Ini ada wakaf dari keluarga Mudzakir itu untuk mendirikan masjid sini dan disengkuyung oleh pemuka-pemuka zaman dahulu sekitar tahun 1933 kalau tidak salah,” ujar Rohayati Kamali, pengurus keputrian Masjid Perak Kotagede pada Selasa, (02/12/2025).

Salah satu keunikan Masjid Perak adalah keberadaan mimbar yang hadir lebih dahulu sebelum bangunan masjid berdiri. Mimbar tersebut awalnya digunakan di Masjid Gede dan menempatkannya ditengah untuk para jamaah dapat mendengarkan khutbah dengan jelas, namun kemudian dipindahkan ke lokasi Masjid Perak setelah rencana pemisahan dilakukan.
“Mimbarnya itu malah lebih dulu daripada masjidnya. Terus mimbar yang dulu di tengah itu kemudian dibawa ke sini,” tutur Rohayati.
Masjid Perak dibangun dan dikelola oleh warga Muhammadiyah di Kotagede sehingga masjid ini berstatus sebagai milik persyarikatan. Masyarakat terus mempertahankan identitas tersebut hingga kini melalui aktivitas keagamaan yang konsisten mengikuti tradisi Muhammadiyah.
“Yang mendirikan adalah orang-orang Muhammadiyah, masjid itu hak miliknya hak milik Muhammadiyah. Masjid Perak ini adalah masjidnya orang-orang Muhammadiyah,” tegas Rohayati.
Masjid Perak memiliki aktivitas ibadah dan keagamaan hampir setiap hari, mulai dari subuh hingga isya. Rohayati menjelaskan, Pengajian rutin digelar setiap pekan, meliputi pengajian malam Sabtu, pengajian malam Senin oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), pengajian malam Selasa khusus ibu-ibu, hingga tadarus malam Kamis.
“Kesehariannya itu ada pengajian ibu-ibu, bapak-ibu, pengajian anak-anak, sampai isya. Kalau malam Rabu, itu pengajian tadarus Al-Quran,” jelas Rohayati.
Sementara itu, untuk kegiatan pekanan dan bulanan meliputi setiap Ahad pagi diadakan kuliah subuh yang diikuti dengan minum atau sarapan bersama. Terutama pada Ahad pahing yang disertai dengan pelaksanaan salat suruk berjamaah.
“Khusus hari minggu itu kuliah subuhnya agak panjan, kalau Ahad Pahing itu diadakan sholat suruk,” ujarnya.
Pada akhir bulan setiap Senin dan Kamis, Masjid Perak menyelenggarakan buka bersama yang diawali dengan ceramah sebelum waktu maghrib tiba.
Namun, pada bulan Ramadan, kegiatan di Masjid Perak semakin padat dengan agenda buka bersama dan ceramah sebelum berbuka puasa. Selepas salat tarawih, jamaah kembali mengikuti ceramah serta tadarus bersama yang dilaksanakan setiap malam oleh anak-anak maupun remaja.
“Anak-anak setelah sholat tarawih itu mengadakan tadarus bersama tiap hari selama bulan Ramadan,” tutupnya.
penulis: Syiam Safira
baca juga: Carabikang Mekar Seribu Rupiah di Barat Pasar Kotagede







Comments