LifestyleMusic

Melihat Sejarah Perkembangan Skena Musik Indie di Jakarta

0
band rock indie
ilustrasi band rock indie (antara)

STARJOGJA.COM, Info – Dahulu skena musik indie sebelum populer di kalangan musik tanah air memiliki cerita dan sejarahnya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari sejarahnya di Jakarta di tahun 1990-an dan 2000-an dengan klub dan toko rekaman yang menjadi pergerakan musik independen di ibu kota.

ANTARA berkesempatan mengikuti tur berjalan kaki “Welcome to Kenal Kota Ditemenin Spotify” pada Sabtu yang menyusuri sejumlah tempat-tempat legendaris yang tak lepas dari sejarah perkembangan skena musik indie di Jakarta.

Perjalanan dimulai dengan menyambangi sebuah bangunan yang dulu dikenal merupakan sebuah klub bernama Parc. Terletak di jejeran ruko di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bangunan yang kini telah dialihfungsikan itu dulunya merupakan salah satu tempat bertumbuhnya musik indie di Jakarta.

Awalnya, klub tersebut bernama Prego yang berfokus pada musik dansa elektronik. Pada tahun 2002, Nasta Sutardjo dan rekannya mengubah klub tersebut menjadi Parc yang fokus pada menampilkan musik-musik indie dengan program seperti Monday Mayhem dan Thursday Riot.

Band-band seperti The Sigit dan Goodnight Electric pernah tampil di Parc pada masa awal karir mereka ada dalam skena musik indie.

Dari Kebayoran Baru, perjalanan berlanjut menuju Jakarta Pusat tepatnya di kawasan Sabang. Di sana terdapat sebuah toko rekaman musik yang masih berdiri kokoh sejak tahun 1970 bernama Duta Suara.

Sebelum ada platform pemutaran musik digital, toko rekaman seperti Duta Suara menjadi rujukan utama bagi para penikmat musik maupun kolektor kaset dan piringan hitam.

Sampai saat ini, Duta Suara masih menjajakan beragam jenis rekaman lintas genre dalam bentuk kaset maupun piringan hitam, dari artis lokal maupun mancanegara.

“Jadi di sinilah tempat orang mencari rilisan musik dan jadi tempat titik temu juga untuk dengar musik. Mereka menyediakan pemutar CD dan kaset, jadi orang bisa dengerin dulu sebelum beli,” kata Lead Editor Spotify Indonesia Dimas Ario yang menjadi pemandu tur.

Bergeser sedikit ke koridor Wahid Hasyim, pernah berdiri sebuah diskotek yang populer pada era 1990-an hingga 2000-an bernama Parkit. Di tempat yang kini telah menjadi gedung perkantoran itu, merupakan salah satu ruang perkembangan musik indie pada pertengahan 2000-an.

Di seberang Gereja Theresia, Gondangdia, terdapat sebuah kafe kuliner Italia bernama Pisa Cafe yang setiap malam menampilkan pertunjukan musik. Pada 2010-an, kafe ini menjadi bagian dari perjalanan karir sejumlah band indie Jakarta seperti The Upstairs dan Zeke Khaseli and the Wrong Planet.

Perjalanan sejarah skena musik indie berlanjut ke kawasan M. H Thamrin tepatnya di belakang Gedung Jaya, berdiri salah satu pub musik tertua di Jakarta yang masih eksis sampai sekarang bernama Jaya Pub. Didirikan oleh Frans Tumbuan dan Rima Melati, Jaya Pub menjadi rumah bagi sejumlah band beken dan band cover Jakarta.

Sejak 2008, duo Keke Tumbuan dan Indra Ameng yang tergabung dalam The Secret Agents menghadirkan program musik bulanan bertajuk “Superbad” di Jaya Pub yang melahirkan banyak band-band indie. Band Kelompok Penerbang Roket dan Morfem mengawali karir mereka di sana.

“Jaya Pub sangat ikonik karena dia terompet roti digantung-gantung di atas. Jadi kalo misalnya band habis tampil selain (penonton) tepuk tangan juga bisa nyalain trompet itu jadi suasananya makin meriah,” ujar Dimas.

Sumber : Antara

Baca juga :

Bayu

Rayakan HUT Java Village Resort ke-13 Dengan Bangkit Bersama

Previous article

Dvalishvili Jaga Sabuknya dari Cory Sandhagen

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Lifestyle