CulinaryLifestyle

Sate Kronyos, Kuliner Unik dan Legendaris dari Yogyakarta

0
Sate Kronyos Yogyakarta
Sate Kronyos Yogyakarta (laura shinta)

STARJOGJA.COM, Info – Yogyakarta dikenal sebagai kota yang kaya akan budaya dan kuliner. Salah satu hidangan paling populer di kalangan wisatawan adalah Sate Kronyos.

Sate Kronyos Sapi Mbak Dina Ske merupakan salah satu jenis sate yang terbuat dari lemak sapi yang dibumbui dengan rempah-rempah. Sate tersebut dipanggang hingga matang dan disajikan dengan kecap manis, irisan bawang merah, dan irisan cabai.

Pengambilan nama sate Kronyos karena tekstur lemak sapinya yang empuk dan lembut, sehingga terasa “kronyos” atau hancur saat dikunyah. Nama “Kronyos” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “hancur” atau “lembut”.

“Sebetulnya sate kronyos itu sate kere tapi masa hari gini, zaman sekarang, zaman canggih moso jualan sate kere kan ngga etis to dan biar penasaran aja,” ujar Sri Rahayu penjual sate kronyos sapi.

Selain itu, teknik memasak Sate Kronyos juga sangat penting. Sate ini dibakar dengan api sedang supaya empuk, bumbunya meresap, dan tidak mudah gosong.

Bagi para pecinta kuliner legendaris Sate Kronyos Sapi Mba Dina Ske dapat ditemui di Jl. Alun-Alun Kidul, Patehan, Kota Yogyakarta. Sate Kronyos ini menawarkan pengalaman kuliner yang autentik dan tak terlupakan.

Sate Kronyos Sapi Mbak Dina Ske dapat dinikmati oleh para pecinta kuliner pada waktu buka mulai pukul 16.00 – 22.00 WIB. Banyak pembeli asal luar kota hingga luar negeri yang mampir untuk membeli sate ini dan merasakan lezatnya kuliner legendaris yang satu ini.

“Banyak itu apalagi saya paling suka orang Bandung, Palembang, Padang, Bali. Ibu di Bali mahal, saya mau beli 3 porsi. Kalau mau pakai lontong Rp20.000,” katanya.

Hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp15.000 satu porsi, pembeli sudah bisa menikmati kelezatan Sate Kronyos yang legendaris. Ibu Sri Rahayu berharap kedepannya adalah dengan membuka cabang baru untuk membantu mempekerjakan orang lain dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar serta dapat membantu melestarikan kuliner tradisional.

“Ya kalo bisa ya kepengen nambah lagi, ada temen yang jualan lagi. Yo seperti temen saya yang nganggur gitu kan kepengen rasanya. Pengen yang ada etalasenya gitu biar ngga kena lalat dan debu,” tutupnya.

 

Penulis : Laura Shinta

Baca juga : Sate Padang Otentik Uda Yunus, Sajikan Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

Bayu

Hari Pertama Penerapan Gapeka 2025 Berjalan Lancar

Previous article

Mempertahankan Tradisi Menjadikan Andong Jogja Tetap Eksis di Era Modern

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Culinary