News

Badan POM Peringatkan Bahaya Jamu BKO pada Kesehatan

0
Jamu BKO
Dra. Yustina Etik Handayani Pujiastuti, Apt, Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM DIY dan Sugeng Riyanto, SH, Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Muda Balai Besar POM DIY, menjalskan soal Jamu BKO (bobby)

STARJOGJA.COM, Info – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi jamu yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Menurut Sugeng Riyanto, SH, Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Muda Balai Besar POM DIY, jamu yang seharusnya tradisional dengan ramuan bahan alami, kini banyak yang ditambahkan dengan bahan kimia obat.

“Jadi, bahan kimia obat digunakan untuk meningkatkan indikasi atau khasiat dari jamu. Karena memang ya sekarang jamu khasiatnya bertahap tidak langsung gitu ya. Jadi karena konsumen ingin cepat bermanfaat dan berkhasiat untuk tubuh maka ditambahkan BKO tadi,” ungkap Sugeng kepada Star FM.

Berdasarkan Peraturan BPOM No. 25 Tahun 2023 tentang kriteria dan tata laksana registrasi obat bahan alam atau obat tradisional adalah produk yang berasal dari sumber daya alam berupa tumbuhan, hewan, mineral atau campuran dari bahan tersebut dan sudah dibuktikan berkhasiat, aman dan bermutu seperti halnya jamu.

Dra. Yustina Etik Handayani Pujiastuti, Apt, Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM DIY, menambahkan konsumsi jamu dengan kandungan bahan kimia obat dapat sangat berbahaya apabila dosisnya terlalu berlebihan dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang serius bahkan kematian. Misalnya kerusakan hati, ginjal, jantung, kekurangan sel darah putih, kehilangan pendengaran, penglihatan, stroke, dan gangguan hormon.

“Biasanya sudah diperingatkan sama anaknya itu jamu cespleng, tapi kadang ada yang ngeyel namanya juga orang tua. Ini yang perlu diwaspadai untuk menghindari jamu yang berbahan kimia obat,” kata Yustina.

Berdasarkan temuan BPOM terdapat klaim obat tradisional yang sudah diuji, biasanya untuk pegal linu, sakit pinggang, dan rematik BKO yang sering ditambahkan seperti fenilbutazon, antalgin, natrium diklofena, paracetamol, piroxicam, dan dexamethasone.

“Jadi dari hasil uji itu tidak hanya ditambahkan bahan kimianya satu tapi juga dua, mungkin ketemu paracetamol dan piroxicam gimana ngga cespleng. Karena dalam satu jamu ditambahkan dua BKO. Wong satu aja dokter sudah memberikan resep untuk berapa jam kalo ini kan sekali minum ditambahkan dua ya gimana gitu,”ujar Dra. Yustina.

Jamu dengan bahan kimia obat sudah beredar luas di pasaran baik di pasar tradisional sampai ke toko obat herbal. Peminat jamun ini sangat banyak karena promosi tentang jamu di pasaran sangat ramai baik melalui media cetak maupun elektronik.

“Itu karena permintaan pasar yang masif makanya produsen itu sengaja menambahkan bahan kimia obat karena khasiatnya yang bahkan dalam hitungan menit sudah bekerja,” ujar Sugeng.

BPOM juga mengingatkan masyarakat untuk memilih jamu yang aman dan berkualitas.

“Kami badan komite juga secara berkala sudah menyiarkan tentang kaitannya jamu-jamu yang mengandung BKO. Tetapi, karena tidak membaca baik itu produsen, pelaku usaha yang memasarkan maupun konsumen akhirnya tetap memproduksi, menjual, dan mengonsumsi jamu yang mengandung BKO,” ujar Sugeng.

 

Tips Membeli Produk Herbal yang Aman:

Sebagai pembeli yang kritis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membeli produk herbal:

1. Periksa izin edarnya untuk memastikan produk tersebut telah disetujui oleh badan pengawas obat dan makanan.

2. Ketahui produsennya untuk memastikan produk tersebut diproduksi oleh perusahaan yang terpercaya.

3. Jangan hanya mengandalkan rekomendasi dari orang lain.

Lakukan pengecekan disitus resmi produsen atau badan pengawas obat dan makanan untuk memastikan keamanan dan kualitas produk. Untuk memastikan keamanan suatu produk, masyarakat dapat mengeceknya melalui website yang disediakan BPOM atau melalui Aplikasi BPOM Mobile.

 

Penulis : Laura Shinta

Baca juga : Jamu Akan Ditetapkan Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO, Next Tenun

Bayu

Lagu Cinta Menjadi Comeback Ariyo Wahab

Previous article

Cokelat, Bisnis Oleh-Oleh yang Menjanjikan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News