HealthLifestyle

Empowering Orang Terdampak HIV melalui Wirausaha Produk Kecantikan Berbasis Lidah Buaya

0
Orang Dengan HIV
Prof. dr. Yanri Wijayanti Subroto, PhD., SpPD, KPTI-FINASIM Center for Tropical Medicine UGM dan Aini Puspayanti Tim Hibah.

STARJOGJA.COM, Info – Stigma yang masih ada di tengah masyarakat tentang Orang Dengan HIV/AIDS atau ODHIV membuat beberapa yang peduli dengan mereka bergerak untuk membantu. Prof. dr. Yanri Wijayanti Subroto, PhD., SpPD, KPTI-FINASIM Center for Tropical Medicine UGM mengatakan jika memang saat ini Indonesia masih ada potensi tinggi dalam hal infeksi.

“Memang alarming new infection memang cukup tinggi ketika orang tidak berani ke fasilitas kesehatan adanya stigma masyarakat lebih hidden dan tersembunyi dan penularan lebih ada. Membuka hiv infeksi virus, di Jogja populasi anak muda yang datang media komunikasi dengan apps baru dengan lebih baik dan terhindar dengan infeksi, infeksi yang baru masih ada,” katanya kepada Star FM.

Yanri mengatakan jika saat ini anak muda terutama harus mendapat informasi atau pengetahuan soal kesehatan terutama yang berhubungan dengan aktivitas seksual. Sehingga anak muda dapat terhindar dari penyakit yang mungkin dapat mereka dapatkan.

“Mereka grow up apa yang perlu dia cegah dari kehamilan dini, dari obisiti, diabetes, hipertensi dari muda. Anak muda sedang mencari diri mulai dari situ kita guardian angels nya harus ada,” katanya.

Yanri mengatakan jika FKKMK UGM mempunyai dana untuk membantu masyarakat. Terutama keberdayaan orang yang terdampak HIV dengan program-program salah satunya dengan lidah buaya.

“Kami ada lahan kecil di Kulon Progo setahun dua tahun jadi petani cabe tapi kekerngan jadi tidak bisa apa apa, awalnya terpikir kaktus lalu muncul lidah buaya lalu bergulir lidah buaya yang menanam disitu lalu bertemu teman dan saya punya produk aloeku yaitu aloe itu lidah buaya ku itu Kulon Progo,” katanya.

Program awal waktu itu menurut Yanri dengan mengolah lidah buaya menjadi produk makanan dan minuman yang melibatkan tiga kelompok. Yaitu LSM Vesta, LSM Kebaya dan Menoreh Plus.

“Kebaya mereka punya ide dawet lidah buaya, ketiga menoreh plus yang hiv dan terhubung kelompok dan membuat keripik lidah buaya dan tahun ini membuat dana lanjutannya ada cake klapertart tidak mudah karena lidah buaya kan cair,” katanya.

Yanri mengatakan jika lidah buaya itu ada sisi kecantikan dan kesehatan. Saat ini pihaknya tengah membuat produk kecantikan dari lidah buaya yang dapat menaikkan perekonomian mereka.

“Kecantikan itu lalu kita buat sabun, sahmpo, hairmash pokoknya kita buat tiga hingga empat produk,” katanya.

Aini Puspayanti Tim Hibah mengatakan memang benar jika ODHIV masih mendapatkan stigma dari masyarakat. Berdasarkan pengalaman di RS Sardjito ia mendapatkan banyak cerita jika ODHIV ini harus mengundurkan diri dari pekerjaan.

“Banyak yang takut untuk mengajukan pekerjaan resmi, belum lagi kalau kita berjualan maka bisa teringfeksi hiv makanannya. Waria sudah berdandan akan emndapatkan stigma dari masayrakat belum anak anak yang orang tuanya meninggal karena hiv,”katanya.

Aini mengaku dengan program bersama Prof Yanri inilah maka program ini dapat menjangkau mereka yang terdampak dengan orang HIV. Sehingga mereka dapat berdaya dengan program dan produk yang dibuat.

“Dari situlah bagaimana kita mengajak temen teman untuk berusaha dengan wirausaha dengan ada prof Yanri juga paling tidak stigma itu terpatahkan kita makan bareng bermain barenga tdi menular karena hiv tidak menular semudah itu. Lidah buaya potensinya luar biasa,” katanya.

Baca juga : Ada Varian HIV yang Sangat Mematikan di Belanda

Bayu

Merger Nissan dan Honda untuk Otomotif Masa Depan

Previous article

Museum Gunungapi Merapi Kembali Dibuka untuk Umum

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Health