koSTARJOGJA.COM, Info – Memberikan ruang kepada warga Yogyakarta untuk berkarya, Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar pameran seni Pintu ke Pintu di Taman Budaya Embung Giwangan.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti, S.Sos., M.M mengatakan pameran ini nantinya tidak hanya hari ini saja tapi akan berjalan terus.
“Nantinya instalasi seni di Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG) terus bertumbuh sehingga nanti banyak hal yang kita kreasikan ini menjadi ruang kreatif bagi bapak ibu untuk berkarya di TBEG dan dibantu kurator kita untuk memerkan karya. Ada konsep besar yang akan kita bawa di TBEG yang akan berkelanjutan, sampai berapa bulan sampai berapa tahun akan kita sesuaikan dan akan dinamis sesuai perkembangan TBEG,” katanya Jumat (20/20/2024).
Yetti berharap agar masyarakat dapat merespon apa yang dilakukan Pemkot Yogyakarta. Sehingga kegiatan seni budaya yang ada di TBEG dapat hidup.
“Semoga ini menjadi kita merespon TBEG yang begitu luas dan semoga akan bermanfaat dan akan banyak lahir karya dari masyarakat di TBEG,” katanya.
Sheila Sanjaya Penata Kelola Taman Budaya Embung Giwangan mengatakan pameran yang mulai dibuka pada Jumat (20/12) ini membuka pintu kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi. Sebab pameran ini bertujuan adanya partisiapasi dari masyarakat.
“Pameran seni partisipatif dengan tema dari pintu ke pintu ini mengajak masyarakat menjadi bagian dari pameran di area Embung Giwangan. Pameran mulai hari ini pembukaan nanti dua bulan ke depan melibatkan warga dan perwakilan seniman dari rintisan kelurahan budaya,” katanya.
Sheila mengatakan pameran ini kolaborasi dari komunitas seni rupa yaitu dari wayang merdeka dan seniman Subandi Giyanto dan kurator Hendro dari Pintu Lawasan.
“Ada 72 seniman terlibat nanti kalau masyarakat mau terlibat nanti kita terbuka dan memberikan ruang,” katanya.
Hardiwan Prayogo Penata Kelola Taman Budaya Embung Giwangan mengatakan pameran ini untuk memaksimalkan lahan di Taman Budaya Embung Giwangan yang begitu luas. Harapannya pameran ini akan terus tumbuh tidak hanya hitungan bulan
“Hari ini fokusnya memulai dengan instalasi pintu lalu direspon yang wayang merdeka dengan ornamen wayang lalu tumbuh berapa kita belum tahu. Ini pameran bertumbuh sepanjang tahun bukan permanen tapi bukan temporer,” katanya.
Miko Jatmiko dari Wayang Merdeka mengatakan ikut ambil bagian dari pameran ini untuk mengenalkan budaya Jawa ke anak-anak. Sebab wayang memiliki nilai luhur dari para pendahulu.
“Kita keliling Jogja untuk memberikan workshop kepada anak anak kami dari perupa jadi wayang kan lokal jenis nusantara ada nilai filsafat secara seni rupa bagus sekali. Kenapa ini dilakukan kenapa anak anak ini next generation. Kenapa wayang kenapa bahannya sampah karena sekarang kita kenalkan lingkungan dari sampah menjadi nilai baru,” katanya.
Miko mengatakan pameran luar ruang ini menjadi wadah bagi anak-anak untuk mengenal wayang sejak dini. Walaupun bukan wayang klasik, namun wayang buatan anak-anak akan memberikan pengalaman tersendiri bagi anak-anak.
“Kenapa kasih wayang merdeka kalau anak dikenalkan wayang klasik ya keberatan. Jadi merdeka bahan merdeka karakter jadi main main sesuai umurnya. Ini interaktif jadi anak anak memberi warna, nanti bapak ibunya ikut sering terjadi seperti itu,” katanya.
Miko berharap agar pengenalan wayang sejak dini dapat membentuk karakter anak-anak untuk mencintai budaya nusantara. Sehingga tidak terbawa arus dan meninggalkan karakter budaya nusantara.
“Seni ini kan soft diplomat karena seni wayang kita dikagumi malah kadang kita sia siain. Kita bangga menjadi orang lain, jadi arab jadi barat. Targetnya anak anak sudah 2 tahun lebih,” katanya.
Baca juga : HUT Pemkot Jogja ke 77, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Ingatkan ASN tentang Melayani Masyarakat
Comments