STARJOGJA.COM, Dunia – Cuaca Panas di Jogja sangat terasa akhir-akhir ini. Pakar Iklim Universitas Gadjah Mada (UGM), Emilya Nurjani menyarankan agar warga menyesuaikan pola hidup dengan cuaca panas di Jogja ini.
Emilya menyebutkan suhu di DIY saat ini mengalami kenaikan hingga kisaran 31 derajat Celcius. Sementara di hari-hari biasa suhu hanya berkisar pada 29 derajat Celcius.
Saat cuaca panas di Jogja maka kecenderungan pemakaian pendingin ruangan semakin meningkat. Padahal pendingin ruangan melepaskan emisi karbon yang menyebabkan radiasi bumi tidak bisa menembus ke atmosfer, tetapi kembali lagi ke bumi sehingga cuaca menjadi bertambah panas.
BACA JUGA :Waspadai Penyakit Akibat Cuaca Ekstrim
“Cuaca panas ini bukan fenomena yang mengkhawatirkan, tetapi perlu untuk diwaspadai oleh masyarakat,” kata dia kepada Harianjogja, pada Jumat (26/4/2019).
Emilya juga menekankan pentingnya upaya antisipasi, untuk menekan dampak negatif yang ditimbulkan. Misalnya, menambah luasan ruang terbuka hijau dan mengurangi produksi karbon.
Selain itu, suhu tinggi akan menjadi tujuan pergerakan angin yang menyebabkan angin perkotaan (urban brezee) seperti angin kencang. Angin perkotaan tersebut akan menimbulkan urban heat island, yang memicu munculnya berbagai masalah kesehatan akibat cuaca ekstrem.
Cuaca panas ini akan berubah saat memasuki musim kemarau. Ketika musim kemarau tidak akan terdapat awan yang menghalangi pelepasan panas matahari ke atmosfer. Sehingga panas matahari dari bumi akan langsung dilepaskan ke atmosfer.
“Ketika siang memang cuaca panas, tapi kalau malam suhu akan turun,” imbuhnya.
Kepala Dinkes Kota Jogja, Fita Yulia Kusworini menuturkan, beberapa penyakit yang bisa disebabkan oleh cuaca ekstrem antara lain kelelahan, heat stroke dengan gejala pusing sampai muntah-muntah, dehidrasi.
Ia mengimbau agar masyarakat mengupayakan diri jangan terpapar udara panas terlalu lama. Selain itu, memperbanyak minum air putih tanpa menunggu merasa haus terlebih dulu.
“Kita kan tahu kebutuhan air minum harian, minimal delapan gelas per hari. Agar tidak dehidrasi dan aliran darah lancar. Konsumsi juga buah dan sayur yang cukup,” katanya.
Disinggung perihal kebiasaan warga perkotaan yang banyak beraktivitas dalam ruangan berpendingin udara, Fita menyarankan agar warga menerapkan langkah khusus.
“Matikan [pendingin udara] terlebih dulu, upayakan tubuh kita berada dalam ruangan dengan suhu yang tidak terpapar udara terlalu dingin, sebelum ke luar ruangan. Dengan kata lain, beri kesempatan tubuh untuk adaptasi,” tuturnya.
Comments