STARJOGJA.COM, JOGJA – Memasuki musim penghujan, permasalahan ataupun bencana seperti banjir dan longsor seringkali menghampiri. Sungai Winongo langganan ancaman banjir dan longsor.
“Ini karena kondisi tebingnya, di beberapa titik kondisinya memang banyak tebing, sehingga rawan longsor dan juga banjir,” ujar Endang, Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA), kepada Star Jogja FM, Selasa (11/12/2018).
Saat ini, FKWA dan juga relawan pantau Winongo selalu memantau aliran sungai saat hujan terutama di wilayah hulu. Biasanya, jika 4 jam curah hujan sedang di Sleman , bisa menyebabkan banjir di Winongo.
“Kordinasi ini yang kita tingkatkan, untuk memantau cuaca dan juga terutama saat hujan yang kita tidak duga, karena aliran sungai Winongo di perkotaan ini kan dari atas ada beberapa sungai yang masuk ke Winongo,” tuturnya.
Baca juga : Satgas Sungai Winongo Setia Bersihkan Sampah Sungai
Sungai-sungai yang masuk ke aliran sungai Winongo seperti sungai Buntung, Denggung, Doso, Kaliadem. Endang menjelaskan hampis di semua titik rawan longsor sehingga dirinya selalu mendorong konsep M3K.
“Kita mau masyarakat mundur terutama yang tinggal di bantaran sungai, misal nya yang ada di tompeyan kan gak ada talud nya, itu kan tebing tinggi bisa di liat itu langsung rumah, kan rawan sekali, tahun lalu sudah longsor dan hanya di tutup terpal dan belum ada tindakan untuk talud pengaman,” ujarnya.
Untuk penyampaian informasi ke warga Winongo dilakukan melalui WA dengan di bantu relawan-relawan yang tinggal di Winongo. Hal-hal yang di pantau seperti curah hujan ataupun ketinggian air yang di pantau memakai water level.
” Jika melebihi level bahaya yaitu 120 maka akan segera di info kan ke warga yang tinggal di pinggir Winongo,”jelasnya.
Comments