HealthLifestyle

Wanita Shanghai Batuk Terus, Ternyata Ada Parasit

0
pemkot tb batuk parasit
Batuk Terus Menerus (Foto : Halodoc)

STARJOGJA.COM, Info – Seorang wanita berusia 32 tahun di Shanghai mengalami batuk terus menerus dan ternyata terinfeksi parasit di paru-parunya. Ia mengalami batuk dengan dahak berdarah sesekali, selama empat bulan sebelum kunjungannya ke rumah sakit.

Sebulan sebelum batuknya mulai, dia mengalami demam tinggi yang berlangsung beberapa minggu dengan suhu 38,8 derajat celcius. Dilansir dari Livesience.com Jumat (5/12/2025)

Dokter mendiagnosis bahwa wanita tersebut menderita penyakit pernapasan langka yang dijuluki pneumonia eosinofilik, yaitu suatu infeksi dimana sel darah putih menumpuk di paru-paru dan menyebabkan peradangan. Setelah menerima steroid untuk mengurangi peradangan, batuk pasien ini ternyata tidak membaik.

Dua bulan berlalu, gejala tetap muncul, bahkan pemindaian CT menunjukkan bahwa paru-parunya mengalami lesi berulang. Karena kondisinya semakin unik dan tidak sesuai pola pneumonia biasa, ia akhirnya dirujuk ke rumah sakit lain untuk pemeriksaan lebih lengkap.

Diagnosis yang Berubah Total Ketika dokter di rumah sakit kedua meninjau riwayat kesehatannya, mereka menemukan satu hal menarik, pola makannya. Wanita ini sering mengonsumsi makanan laut mentah, dan mengaku lebih menyukai katak dan kodok mentah. Informasi inilah yang menjadi titik terang.

Tim medis kemudian melakukan tes darah untuk memeriksa adanya antibodi terhadap parasit tertentu, dan hasilnya menunjukkan bahwa ia terinfeksi larva Spirometra mansoni, sejenis cacing pita penyebab sparganosis.

Larva dikenal sebagai spargana biasa menginfeksi melalui konsumsi ular atau katak mentah di beberapa wilayah Asia Timur. Biasanya, parasit ini menetap di jaringan tepat di bawah kulit. Namun dalam kasus wanita ini, larva bermigrasi ke paru-paru, sesuatu yang sangat jarang terjadi.

Keunikan ini membuat kasusnya benar-benar langka dan belum pernah sebelumnya terdokumentasi di Shanghai. Sebagai bukti tambahan, ketika pasien memberikan seekor katak dari daerah asalnya, dokter membedah hewan tersebut dan menemukan bahwa katak itu membawa larva S. mansoni. Dengan bukti tersebut, jelas bahwa diagnosis awal pneumonia eosinofilik sebenarnya keliru.

Setelah penyebab sebenarnya diketahui, dokter mengobatinya dengan praziquantel, obat antiparasit yang umum digunakan untuk berbagai infeksi cacing. Setelah lima hari mengonsumsi obat tersebut, batuknya mulai mereda, dan pemindaian CT 20 hari kemudian menunjukkan bahwa area gelap di paru-parunya telah menyusut.

Namun, meski gejalanya hilang, tes darah masih menunjukkan adanya antibodi terhadap parasit. Untuk memastikan infeksinya benar-benar hilang, dokter kembali meresepkan praziquantel selama lima hari. Pada pemeriksaan lima bulan kemudian, antibodi memang masih ada tetapi dalam jumlah yang sangat kecil, dan sel darah putihnya sudah normal.

Dokter akhirnya menyimpulkan bahwa tidak diperlukan perawatan lebih lanjut. Biasanya, sparganosis muncul di area bawah kulit dan jarang bermigrasi ke organ dalam.

Itulah mengapa kasus ini menjadi catatan medis khusus. Menurut laporan dokter, ini adalah kasus pertama sparganosis di paru-paru yang terdokumentasi di Shanghai.

Sumber : Antara

Baca juga : Benarkah Anak Batuk dan Pilek Karena Sering Minum Es?

Bayu

Petarung Keturunan Myanmar Juara Flyweight UFC, Petr Yan Kuasai Bantam UFC

Previous article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Health