STARJOGJA.COM,JOGJA – Menghadapi musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman terus memperkuat langkah-langkah pengurangan risiko bencana. Khususnya potensi terhadap ancaman banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
Haris Martapa, S.E, M.T. Kepala BPBD Sleman mengatakan salah satu strategi utama yang dioptimalkan adalah sistem peringatan dini, yang dirancang untuk memberikan informasi cepat dan akurat kepada Masyarakat.
“Melalui sistem ini, Masyarakat bisa mendapatkan informasi cepat dan akurat. Juga dapat melakukan antisipasi sejak dini,” jelas Haris
BPBD Sleman juga memperkuat koordinasi dengan BMKG dalam pemantauan curah hujan dan penyampaian prakiraan cuaca. Penyampaian ini diterjemahkan menjadi peringatan dini di tingkat lokal agar lebih mudah dipahami Masyarakat.
“Selain itu, BPBD juga menjalin kerja sama dengan instansi terkait, pemerintah desa, dan relawan untuk memastikan kesiapsiagaan di lapangan,” ujar Haris
BPBD Sleman menetapkan langkah antisipatif dengan memetakan wilayah rawan bencana berdasarkan kajian risiko bencana terbaru.
“Tiga ancaman utama menjadi fokus pengawasan mencakup potensi banjir di aliran Sungai Merapi yang melintasi 54 Kalurahan di 15 Kapanewon. Resiko tanah longsor di kawasan perbukitan seperti Prambanan, Turi, Pakem, dan Cangkringan mencakup 14 Kalurahan di 17 Kapanewon,” jelasnya
BPBD menekankan pentingnya peringatan dini dan kesiapsiagaan masyarakat sebagai bagian dari upaya mitigasi terpadu.
Penulis : Syam Safira
Comments