By 
STARJOGJA.COM – Rasa takut tertinggal informasi atau Fear of Missing Out (FOMO) kerap dialami pengguna ketika mengambil jeda dari media sosial. Namun, kondisi ini dapat diatasi dengan mengubah pola pikir dalam memandang informasi.
Psikolog klinis dan forensik, Kasandra Putranto, menegaskan bahwa tidak semua hal di media sosial bersifat penting. Informasi utama, menurutnya, tetap akan sampai meski seseorang tidak selalu terhubung dengan gawai.
“Untuk mengelola FOMO agar kesehatan mental tetap terjaga, langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah menyadari bahwa tidak semua informasi penting. Informasi utama akan tetap sampai ke kita, meski tidak selalu online,” ujarnya, Kamis (11/9).
Ia menyarankan agar individu mengingatkan diri bahwa wajar merasa tertinggal, lalu fokus pada hal-hal yang sedang dijalani. Saat muncul dorongan membuka media sosial, cobalah berhenti sejenak, menarik napas, dan bertanya, “Apakah ini benar-benar perlu sekarang?” Langkah kecil ini dinilai mampu melawan kebiasaan membuka media sosial secara otomatis.
Selain itu, ia juga merekomendasikan membuat aturan pribadi, seperti hanya membuka media sosial pada jam tertentu. Cara ini membantu membangun kebiasaan agar tidak selalu terpaku pada layar.
“Pengurangan penggunaan media sosial terbukti menurunkan tingkat kesepian dan depresi,” tambahnya.
Mengisi waktu dengan aktivitas nyata seperti olahraga, membaca, atau berkumpul dengan keluarga dan teman juga disebut efektif menjaga kesehatan mental serta menghindari kelelahan akibat penggunaan media sosial berlebihan.
“Banyak orang, terutama generasi Z, berada dalam dilema antara butuh jeda dari layar untuk kesehatan mental, tapi takut ketinggalan informasi. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan dan mengelola FOMO agar tidak menjadi sumber stres,” tutup Kasandra.
Sumber: ANTARA
Baca juga: Pemerintah Apresiasi Komitmen Platform Roblox Lindungi Anak
Comments