STARJOGJA.COM, Info – Menjelang Maulid, warga Banyuwangi rutin mengadakan tradisi endog-endogan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi tahunan ini salah satu warisan Banyuwangi budaya yang unik dan sarat makna.
Bukan sekedar perayaan, endog-endogan merupakan wujud cinta masyarakat Banyuwangi, terutama suku Using kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, tradisi ini menjadi media untuk memperkuat penyebaran ajaran Islam di Banyuwangi.
Sejak awal kehadirannya, tradisi endog-endogan mengalami naik turun. Terkadang ada masa dirayakan secara meriah, namun di waktu lain nyaris terpinggirkan arus modernisasi.
Pada tahun 1995, pemerintah Banyuwangi memberi perhatian khusus dengan menjadikan tradisi ini bagian dari agenda pariwisata resmi dan dikemas lebih menarik. Hal ini bertujuan untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Saat ini, tradisi endog-endogan terus berkembang. Arak-arakan semakin teratur, hiasan telur lebih kreatif, dan tradisi ini memiliki fungsi sosial mempererat kebersamaan antar warga.
Setiap daerah di Banyuwangi mempunyai ciri khas masing-masing dalam menghias jodang dan mengadakan prosesi. Hal ini mencerminkan kekayaan budaya lokal yang tetap terjaga.
Tradisi endog-endogan bukan sekadar acara seremonial, melainkan wujud cinta masyarakat Banyuwangi kepada Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini menggabungkan nilai keislaman dengan budaya Using, sehingga menciptakan identitas khas daerah tersebut.
Tak heran tradisi endog-endogan tetap hidup dan menjadi kebanggaan serta daya tarik wisata religi Banyuwangi yang terus berkembang. Tradisi ini ini telah eksis dan terjaga lebih dari dua abad.
Sumber: Surabayapagi.com
Baca juga: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW., Ini Sejarah Tradisi Sekaten di Surakarta
Comments