STARJOGJA.COM, JOGJA – Keluarga punya peran pentingdalam Meningkatkan Budaya Literasi
Di tengah dominasi penggunaan media digital yang kian menyita perhatian, terutama bagi anak-anak dan orang dewasa, kebutuhan akan ruang kebersamaan dalam keluarga justru semakin mendesak.
“Kami melihat bahwa sekitar pukul 4 hingga setengah 6 sore, merupakan momen yang ideal untuk membangun kebersamaan antara orang tua dan anak, misalnya dengan menonton bersama,” ujar Arif Kurniar Rakhman, M.A.
Komisioner KPID DIY Arif Kurniar Rakhman, M.A, mengatakan di tengah arus media digital yang sulit dikendalikan, televisi dapat menjadi alternatif yang lebih terarah untuk mendukung tumbuh kembang anak dan memperkuat nilai-nilai dalam keluarga.
“Yuk kita sekarang kembali pada media televisi konvensional Untuk kemudian melakukan upaya literasi. Untuk kemudian perkembangan keluarga dan anak lebih baik ke depannya,” ajaknya.
Keluarga merupakan organisasi pertama yang dikenal anak sejak dini. Pola perilaku anggota keluarga menjadi contoh awal yang membentuk cara pandang dan sikap anak terhadap lingkungan sekitarnya.
“Apa yang dilihat dan didengar anak dari orang tuanya akan menjadi dasar perilaku mereka ke depan,” ujar Dewi Handayani Harahap, M.Psi.
Karena itu, pendekatan keluarga menjadi fondasi utama, disusul dengan pemahaman terhadap kepribadian, gaya belajar, hingga bahasa cinta anak agar pola asuh lebih tepat sasaran.
“Anak yang tidak diberikan gadget selama lima tahun pertama masa golden age ternyata menunjukkan fokus dan konsentrasi yang jauh lebih baik,” ujar Dewi Handayani Harahap, M.Psi.
Keragaman karakter belajar anak baik visual, auditori, maupun kinestetik menjadi tantangan bagi orang tua maupun pendidik. Tanpa pemahaman terhadap karakter tersebut, proses belajar bisa menjadi tidak efektif bahkan kontraproduktif.
“Setiap anak memiliki karakter belajar yang berbeda. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam menentukan metode belajar yang tepat,” ujar Arif Kurniar Rakhman, M.A.
Penulis: Adita Isna Aryati
Comments