STARJOGJA.COM, Info – Dinas Perindustrian Koperasi UKM Kota Yogyakarta menggelar perayaan Hari UKM Kota Yogyakarta 2025 yang berlangsung di Plaza Balai Kota pada Selasa (12/08). Kegiatan ini mengusung tema “Meningkatkan peran UMKM sebagai penggerak pertumbuhan & inovasi berkelanjutan.”
Pemkot Yogyakarta terus berkomitmen terus mendukung kemajuan UKM melalui berbagai program, salah satunya Nglarisi. Layanan ini tersedia di aplikasi Jogja Smart Service (JSS) untuk pemesanan konsumsi di lingkungan Pemkot Yogyakarta dengan melibatkan UKM kuliner dari program Gandeng Gendong.
“Sampai dengan bulan Juli ini, transaksi yang tercatat di Nglarisi baru sebesar 879 juta rupiah, atau 1,7% dari total anggaran makan minum di Pemerintah Kota Yogyakarta yang sebesar 51 miliar rupiah,” ujar Drs. Tri Karyadi Riyanto Raharjo, S.H., M.Si, Kepala Dinas Perindustrian Koperasi UKM Kota Yogyakarta Selasa (12/8/2025).
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah terus mendorong OPD agar lebih aktif menggunakan layanan Nglarisi dalam setiap kegiatan belanja. Ke depannya, evaluasi lanjutan akan dilakukan terhadap pembeli maupun penyedia jasa untuk mengidentifikasi hambatan dan meningkatkan pemanfaatan Nglarisi secara optimal.
Dalam sambutannya, Wali Kota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengajak seluruh OPD untuk menghidupkan kembali dan mengoptimalkan program Nglarisi sebagai bentuk dukungan terhadap produk lokal.
“Tolong Nglarisi-nya itu dihidupkan kembali, kemudian dioptimalkan, ini namanya gandeng-gendong, bela beli produk sendiri. Karena tanpa kita ngelarisi warganya sendiri, maka kita sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari sekarang,” ujarnya.

Hari UKM Kota Yogyakarta 2025 ( Avivah Nur’aini)
Hasto menekankan pentingnya menguasai konsumsi wilayah sendiri salah satu contohnya dengan membeli produk UMKM. Sehingga masyarakat harus memiliki ideologi bahkan dalam membeli produk lokal dari Kota Yogyakarta.
“Kadang orang seenaknya dewe waton golek gampange, tidak ada ideologi dalam hati. Tancapkan dalam diri kita harus ada ideologi kita harus nglarisi diri sendiri, tetangga komunitas kita UMKM, harapannya sebanyak mungkin produk kita sendiri atau lokal,” katanya.
Hasto mengatakan program nglarisi memiliki dua hal penting yaitu di sisi produksi dan sisi konsumsi. Termasuk para OPD yang harus menggunakan aplikasi JSS dalam menu layanan Nglarisi, karena akan ada rapot untuk masing masing OPD.
“Nanti akan saya kasih rapot, masing masing OPD Itu berapa biaya yang dipakai untuk konsumsi dan berapa yang menggunakan aplikasi nglarisi. Disurati saja lah, ada Inwal ada suratnya. Dikasih rapot oh OPD ini merah, OPD ini kuning dan OPD ini hijau. Kalau yang di bawah 25% itu merah, yang 50% kuning, kalau 75% OPD waras,” katanya usai memberi sambutan.
Pada acara ini, terdapat pemberian penghargaan bagi OPD pengguna dan penyedia jasa Nglarisi. Kemantren Wirobrajan menjadi salah satu OPD dengan tingkat belanja tertinggi melalui layanan Nglarisi akan ada rapotnya.
“Kami rutin memakai layanan Nglarisi sejak awal sebagai upaya dukungan untuk UKM. Mantri Pamong Praja juga mengimbau agar semua kegiatan, baik internal maupun bersama OPD lain, menggunakan aplikasi Nglarisi dan melibatkan UKM di Kemantren Wirobrajan,” ujar Rina Budi Prastiwi, Mantri Anom Kemantren Wirobrajan.
Ia juga memberikan masukan agar proses dibuat lebih sederhana karena sering ada tahapan yang terlewat. Jika penyedia tidak menyelesaikan transaksi di aplikasi, belanja tidak tercatat meski sudah dilakukan, dan ini mungkin juga terjadi di banyak OPD.
Melalui pemanfaatan layanan Nglarisi, Pemerintah Kota Yogyakarta berharap belanja pemerintah dapat lebih tepat sasaran sekaligus mendorong pertumbuhan pelaku UKM lokal di kota Yogyakarta.
Penulis: Avivah Nur’aini
Comments