STARJOGJA.COM, Info – Pemerintah perlu mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa pekan terakhir. Dosen Program Studi Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dr. Fitria Nurul Hidayah, Sp.PD., M.Sc., menyebutkan bahwa beberapa faktor yang berkontribusi terhadap potensi kenaikan kasus Covid-19 di antaranya adalah meningkatnya mobilitas masyarakat pasca pandemi, menurunnya disiplin penggunaan masker dan cuci tangan, serta melemahnya daya tahan tubuh akibat efektivitas vaksinasi yang menurun, terutama bagi masyarakat yang belum mendapatkan dosis booster.
“Kemenkes memang mencatat penurunan tren kasus Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir. Pada pekan ke-19, tercatat 28 kasus, dan menurun menjadi tiga kasus pada pekan ke-20. Tingkat positif Covid-19 nasional juga rendah, yakni 0,59 persen,” ujar dr. Fitria saat diwawancarai secara daring pada Senin (24/6/2025).
Meskipun situasi relatif stabil, pemerintah telah menerbitkan surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus.
Hal ini menyusul temuan varian baru MB.1.1, yang disebut sebagai bagian dari keluarga besar Omicron. Varian ini diketahui memiliki tingkat penularan tinggi, namun gejalanya cenderung ringan.
dr. Fitria menjelaskan bahwa vaksinasi yang telah diberikan selama dua tahun terakhir masih memberikan perlindungan yang cukup, meskipun efektivitasnya menurun seiring waktu. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
“Masyarakat perlu kembali membiasakan langkah-langkah pencegahan sederhana, seperti menggunakan masker di area padat dan fasilitas kesehatan, terutama jika sedang tidak enak badan, serta memperbarui vaksinasi bila belum mendapat booster,” imbuhnya.
Sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Fitria juga menekankan pentingnya menyaring informasi melalui sumber resmi dan terpercaya, seperti Kemenkes, agar tidak terjebak dalam kabar simpang siur atau hoaks yang banyak beredar di media sosial.
Langkah pencegahan mandiri lainnya yang dinilai efektif antara lain adalah menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan bergizi seimbang, olahraga teratur, serta mengonsumsi suplemen atau vitamin bila diperlukan.
Selain itu, penerapan etika batuk juga menjadi bagian penting dalam mencegah penularan, terutama di ruang publik.
Etika ini mencakup menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, idealnya menggunakan tisu sekali pakai yang langsung dibuang ke tempat sampah tertutup, kemudian dilanjutkan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
Sebagai catatan penting, dr. Fitria juga mengingatkan pemerintah untuk belajar dari pengalaman pandemi sebelumnya dengan menyiapkan langkah-langkah strategis ke depan.
“Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran khusus untuk riset dan pengembangan vaksin dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia bisa lebih mandiri dan tangguh dalam menghadapi kemungkinan pandemi yang dapat terjadi di masa depan,” tegasnya.
Sumber : Humas UMY
Comments