STARJOGJA.COM, HEALTH – Hari Malaria Sedunia diperingati setiap tahunnya pada 25 April.Peringatan ini ditetapkan oleh negara-negara anggota WHO dalam Sidang Kesehatan Dunia ke-60 pada tahun 2007 . Penetapan ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran global dan menggalang dukungan untuk melawan malaria.
dr. Risalia Reni Arisanti, MPH., Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM dan Anggota Technical Working Group Malaria, menjelaskan bahwa malaria masih menjadi ancaman serius di Indonesia, terutama di daerah tropis.
“Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Gejalanya meliputi demam, menggigil, dan berkeringat,” jelasnya.
Penyakit Malaria dan DBD memiliki perbedaan yang signifikan, baik dari jenis nyamuk maupun waktu aktif menggigitnya, sehingga penting untuk memahami perbedaan ini untuk pencegahan yang lebih efektif.
“Kalau DBD itu penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti dan waktu menggigitnya itu lebih aktif di pagi hari sampai siang hari dibanding dengan jenis nyamuk malaria yang lebih aktif di malam hari,” ujar Risalia.
Upaya pencegahan penyakit malaria bagi masyarakat adalah dengan memakai pakaian yang tertutup di malam hari, memakai lotion anti nyamuk, dan mempersiapkan obat-obatan.
“Hampir lebih dari 70% kota di Indonesia sudah bebas malaria, namun kewaspadaan kita tidak hanya dari internal tapi juga dari eksternal, seperti orang luar yang dapat membawa penyakit malaria ke wilayah kita,” ujar Risalia.
Bagi masyarakat yang ingin memeriksakan diri, dapat melakukan pemeriksaan di puskesmas terdekat. Untuk mahasiswa yang akan melakukan KKN di wilayah terpencil, dapat melakukan riset terlebih dahulu terhadap wilayah yang akan dituju untuk mengetahui potensi terkena malaria atau penyakit yang lainnya.
“Daerah yang paling berpotensi terkena malaria adalah di wilayah timur karena wilayahnya yang memiliki curah hujan tinggi dan juga iklim tropis. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap penyakit malaria,” ujar Risalia.
Dengan tetap waspada dan melakukan pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko terkena malaria dan menjaga kesehatan kita.
Penulis: Laura Sinta Febriana
Comments