JogjaKUKota JogjaNewsUniknya Jogja

Gulali Jadul, Mengukir Memori Manis Masa Kecil yang Tetap Diburu

0
gulali jadul

STARJOGJA.COM – JOGJA, Di tengah hiruk pikuk modernitas di perkotaan, satu sentuhan nostalgia mengukir memori di Malioboro dengan manisnya gulali jadul. Deni Romansa, salah satu penjual jajanan jadul gulali yang berusia 37 tahun, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Malioboro ini.

Dengan senyum hangat dan keramahannya, Deni berjualan gulali jadulnya setiap hari sejak pukul 07.00 hingga 21.00 WIB, atau lebih cepat jika dagangannya habis. Ia melanjutkan usaha keluarga yang diwariskan ayah mertua dan pengalamannya saat bekerja dengan orang lain.

“Gulali ini saya buat di rumah, kalau sudah matang baru saya tuang di tempat jualan. Memasaknya harus benar-benar pas, karena kalau tidak, hasilnya bisa gagal,” ujar Deni Romansa saat ditemui di sekitar Malioboro pada Selasa (15/04/2025).

Dengan membawa alat sederhana untuk menjajakan gulali, Deni menata gulali yang sudah dibuatnya untuk menarik para pembeli di depan lapaknya. Gulali yang memiliki bentuk unik menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung dari berbagai kalangan.

Jajanan berbentuk ayam-ayaman, bunga, dot, hingga love memiliki nilai kretivitas dan tradisi melalui keasliannya. Jajanan yang digemari oleh anak-anak, ternyata banyak remaja dan orang dewasa yang memburunya karena rindu akan kenangan masa kecil.

“Gulali sekarang berbeda dengan zaman dulu yang menggunakan cetakan tanah liat, sekarang gulali dibuat secara langsung dengan tangan, pembeli bisa request bentuk lain yang saya jual. Terkadang, pembeli juga meminta saya untuk membuat gulali miliknya secara langsung, ya, mungkin itu yang menjadi salah satu daya tariknya,” kata Deni.

Gulali Deni memiliki cita rasa manis, ia membuat dengan gula alami, air, dan pewarna makanan yang tentunya aman untuk dikonsumsi. Selain itu, gulali bentuk ayam-ayaman menjadi favorit dan paling sering diminta oleh anak-anak, karena dapat berbunyi ketika ditiup.

Setiap gulali yang dibuat bukan hanya sekadar gula-gula, tetapi juga kisah-kisah manis masa lalu yang terus dihidupkan. Gulali yang dijualnya bukan hanya menggoda lidah, tetapi juga mengajak setiap pengunjung untuk merenung sejenak dalam kenangan indah di tengah hiruk-pikuk keseharian.

“Saya mempertahankan usaha dari 15 tahun lalu karena mencari peluang kerja yang sulit dan saya senang bisa terus melanjutkan usaha dari orang tua,” tutup Deni.

Penulis: Ernita Putri Andini

Bukit Klangon Tempat Menikmati Pemandangan Merapi yang Spektakuler

Previous article

Cegah Kekerasan Seksual RSA UGM Terapkan Sistem Pengawasan Berlapis

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU