STARJOGJA.COM, Info – Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt atau penghentian sementara pasar dagang saham. Dosen FEB UGM yang juga pakar Investasi, Keuangan, dan Perbankan UGM, I Wayan Nuka Lantara mengatakan kondisi yang terjadi saat ini merupakan gejala yang tidak biasa. Situasi ini mengingatkan kembali pada kejadian luar biasa saat krisis finansial global pada tahun 2008 silam.
Kepala Program Studi Manajemen FEB UGM ini mengatakan bahwa aksi jual yang masif akibat kepanikan atau panic selling yang mendominasi pasar menjadi penyebab turunnya IHSG. Hal ini terjadi karena turunnya kepercayaan investor terhadap pasar saham di Indonesia. Penjualan saham dilakukan karena terdapat kekhawatiran investor akan harga saham turun lebih ekstrim lagi
“Itu berarti ada indikasi bahwa entah itu investor asing, entah itu investor domestik, atau dua-duanya itu merasa bahwa sudah tidak prospektif lagi memegang saham dan memilih untuk menjual secepat-cepatnya,” ujarnya saat bincang-bincang dengan wartawan, Rabu (9/4/2025) di FEB UGM.
Penurunan tajam IHSG ini, lanjut Wayan, turut dipengaruhi oleh ketidakpastian kondisi global, terutama setelah diterapkannya kebijakan Tarif Trump yang diumumkan secara sepihak sehingga berpotensi munculnya perang dagang.
“Hal ini membawa sinyal negatif dan akan terjadi perubahan besar-besaran di dunia ini. Perang tarif ini menciptakan kekacauan dalam rantai pasokan global dan berdampak pada pasar keuangan dunia,” jelasnya.
Menurutnya, Indonesia terdampak cukup signifikan karena kondisi fundamental ekonomi belum sekuat negara ASEAN lain. Ada sejumlah isu yang memperburuk ketidakpastian, terutama dari sisi kepercayaan investor. Ditambah dengan, presiden baru dengan kebijakan-kebijakan yang belum dirasakan implementasi dan manfaatnya.
“Maka yang kemudian terjadi adalah sentimen regional global yang sudah negatif ini terasa lebih parah di Indonesia,” terangnya
Wayan menilai tepat atas langkah Bursa Efek Indonesia (BEI) merespon gejolak pasar dengan menerapkan kebijakan trading halt selama 30 menit. Kebijakan ini diambil sebagai langkah preventif yang bertujuan memberi waktu jeda bagi pelaku pasar agar tidak larut dalam kepanikan dan menjadi lebih rasional.
“Fungsinya semacam cooling down agar semua orang bisa melihat kembali apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Wayan.
BEI memberlakukan trading halt jika IHSG turun hingga 8 persen. Apabila penurunan berlanjut, kebijakan ini dapat diulang. Jika IHSG turun hingga menyentuh 20 persen dalam kondisi tertentu, bursa bisa di suspend sepenuhnya.
Melihat situasi saat ini, Wayan menyarankan masyarakat lebih hati-hati dan bijak dalam mengambil keputusan finansial serta menyiapkan dana darurat. Investor yang memiliki investasi di pasar modal diharapkan untuk tidak bertindak buru-buru menarik kembali investasinya, tetapi dapat menunggu dan mengamati pergerakan pasar modal. Apabila tetap akan berinvestasi diharapkan memilih saham perusahaan yang memiliki kinerja dan prospek yang baik.
Ia juga menyoroti pentingnya strategi investasi jangka panjang di tengah kondisi yang tidak pasti. Namun bagi pemula, langkah awal berinvestasi perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dan pemahaman matang.
“Tidak ada investasi yang pasti, tapi saham bisa jadi pilihan sepanjang memiliki fundamental yang baik,”ucapnya.
Ia menekankan pentingnya kehati-hatian, terutama agar keinginan memperoleh keuntungan besar tidak mengorbankan aspek penting lainnya. Menurutnya, investor harus bijak dalam mengalokasikan dana. Tidak boleh asal memilih instrumen, melainkan harus memilih saham dengan fundamental yang sehat, prospek masa depan yang cerah, serta sedang berada pada harga diskon atau undervalued.
Selain saham, pilihan investasi lain seperti bitcoin dan emas juga tetap relevan. Namun, ia mengingatkan bahwa fluktuasi pasar bisa terjadi kapan saja. “Emas yang selama ini dianggap aman, ternyata juga bisa turun. Bitcoin pun punya volatilitas tinggi,” katanya.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa berinvestasi tetap harus dilakukan. Sebab investasi menjadi cara untuk membangun keuangan di masa depan. “Itu satu-satunya cara untuk membangun ‘sekoci’ keuangan kita ke depan. Apalagi kalau perang dagang ini tidak kunjung berhenti, kita butuh perlindungan finansial jangka panjang,” tegasnya.
Sumber : UGM
Baca juga : Pakar UGM Ungkap Penyebab Anjloknya IHSG
Comments