CulinaryLifestyle

Kuliner Jadul di Tengah Kota: Cokelat, Gula Susu Tak Lekang oleh Zaman

0
kuliner jadul
kuliner jadul di alun alun kidul (Ernita Putri Andini)
STARJOGJA.COM, Info – Suasana sore ditemani rintik hujan yang syahdu terlihat salah satu penjual kuliner di Alun-alun Kidul yang sedang memarkirkan sepeda dengan dilengkapi box biru yang bertuliskan terang bulan jadul. Kuliner legendaris yang legit dengan tekstur khasnya namun terasa sederhana dimulut.
Nyatanya, di tengah gempuran makanan kekinian, terang bulan jadul masih menjadi primadona masyarakat. Hafid (39), salah satu pedagang terang bulan jadul yang berhasil mempertahankan usaha keluarganya, selain itu dia juga turut melestarikan budaya dan kuliner legendaris ini.
“Ini yang saya jual kuliner jadul, usia remaja ke atas itu kebanyakan mencari yang dulu-dulu. Anak-anak juga penasaran dengan makanan legendaris ini,” ujar Hafid, Kamis (10/04/2025).
Meskipun pilihan rasa terbatas, hanya coklat gula susu, tapi varian itulah yang justru menjadi primadona. Ia menjelaskan, tidak adanya resep khas dari terang bulan miliknya, hanya adonan tepung terigu, soda kue, gula, dan air yang dicampur menjadi satu lalu dituangkan ke dalam loyang lingkaran.
Makanan yang sederhana sekali bukan? Namun, tetap mampu memikat lidah para penikmat kuliner tradisional.
“Pembeli paling sering memilih varian cokelat gula. Harganya juga cukup terjangkau, hanya Rp 6.000 saja,” tambah Hafid.
Ia menjelaskan, terang bulan jadul yang dijualnya, usaha milik kakaknya yang telah dirintis dua puluh tahun lalu. Kini, usaha tersebut telah berkembang dengan memiliki delapan gerobak yang tersebar di berbagai titik strategis Yogyakarta, seperti Alun-alun Kidul, UGM, UNY, dan Malioboro.
Hafid berjualan setiap hari di Alun-alun Kidul, mulai pukul 13.00 hingga 18.00 WIB, dengan jam paling ramai antara pukul 16.00 sampai 18.00 WIB. Menurutnya, suasana Alun-alun Kidul yang nyaman dan ramai pengunjung menjadi alasan utama Hafid memilih menjajakan dagangannya di lokasi tersebut.
“Lingkungan yang damai, tenang, tapi tetap ramai pengunjung. Kata orang Jawa bilang gemah ripah loh jinawi,” katanya.
Ia merasa bersyukur atas tanggapan dari para pembeli yang sangat positif, mereka cocok dengan rasanya dan ciri khas yang sederhana di tengah modernitas, ini menjadi contoh nyata bahwa cita rasa lama tak pernah ditinggalkan.
Penulis: Ernita Putri Andini
Bayu

Alun-alun Kidul, Tempat Publik yang Nyaman untuk Menikmati Sore Sambil Nongkrong dan Berburu Kuliner

Previous article

Arab Saudi Menolak Keras Pemindahan Warga  Palestina dari Gaza

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Culinary