News

BUMKal Berdayakan Masyarakat dari Sektor Perekonomian Desa

0
BUMKal
Talkshow Dinas PMK dan Dukcapil DIY, Bicara Jogja: Masyarakat Berdaya, Kalurahan Sejahtera, belum lama ini.
STARJOGJA.COM, Info – Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta  (DIY) terus berupaya meningkatkan perekonomian desa melalui pengembangan Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal). Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Pemda DIY telah melakukan berbagai upaya, termasuk pendampingan dan pembinaan BUMKal.
Murti Maharani, S.SOS., M.EC.DEV., PSM Ahli Madya Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Kalurahan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil (DPMKKPS) DIY, menjelaskan bahwa BUMKal memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian desa.
“BUMKal dapat menjadi motor penggerak perekonomian desa dan dapat meningkatkan pendapatan di tiap kalurahan, sehingga diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,” jelasnya, dalam talkshow Dinas PMK dan Dukcapil DIY, Bicara Jogja: Masyarakat Berdaya, Kalurahan Sejahtera, belum lama ini.
Pembentukan BUMKal dihadapkan pada tantangan awal, yaitu sinkronisasi pemahaman antara calon pengurus BUMKal dan pemerintah kalurahan, serta mencari SDM yang kompeten dengan jiwa enterprenaurship. Hal ini disebabkan karena masih adanya pemerintah kalurahan yang belum percaya sepenuhnya tentang keberadaan BUMKal di wilayahnya.
Murti mengatakan program BUMKal ini bagian dari program yang dijalankan dari DPMKKPS DIY yaitu reformasi kalurahan. Menurutnya reformasi kalurahan ada dua pendekatan, yaitu reformasi birokrasi kalurahan yang fokus tata kelola pemerintahan dan reformasi pemberdayaan masyarakat kalurahan yang fokus pada pemberdayaan kemandirian dari masyarakat.
“DPMKKPS DIY fokus ada di pembinaan dan pengembangan. Proses pembentukan BUMKal macam-macam ada yang ikut-ikutan, lalu ada yang berdasarkan potensi di kalurahan dan ada SDM,” katanya.
Menurutnya perlu adanya sinergi pemahaman calon pengurus BUMKal dan pemerintah kalurahan. Sebab, banyak yang belum percaya dengan program ini sekaligus ditambah tantangan mencari SDM Bumkal.
“Calon direktur itu harus ada jiwa entrepreneurship. Kunci BUMKal itu ada sinergi pemerintah kalurahan, Direktur BUMKal, Pengelola BUMKal dan Bamuskal itu jadi kunci utama,” katanya.
Murti Maharini mengatakan berkaitan dengan BUMKal ini Pemda DIY memiliki peran untuk pembinaan dan pengembangan. Pihaknya memfasilitasi peningkatan kapasitas dan peningkatan manajerial BUMKal.
“Selama ini kami lakukan pendampingan pelatihan pelatihan, pembinaan dan monitoring evaluasi kegiatan mereka, menjembatani kemitraan dengan mempertemukan BUMKal dengan beberapa perusahaan. Kita hubungkan mereka untuk menambah peluang mereka menjalin kerjasama,” katanya.
Murti mengatakan Pemda DIY terus mendorong kalurahan untuk meningkatkan diri. Sebab, saat ini dari 392 kalurahan di DIY hanya 8 kalurahan yang belum punya BUMKal.
“Delapan kalurahan yang belum memiliki BUMKal ini mereka sudah berproses tapi dari kalurahan belum ada SK. Tapi perencanaan dan proses mendirikan itu sudah ada,” kata Murti.
Sementara itu dari kategori ada empat tingkat BUMKal yaitu maju, berkembang, pemula, dan perintis. Murti mengatakan untuk kategori Maju di DIY ada 67 BUMkal.
“Ini melihat beberapa aspek kelembagaannya, aset, modal, SDM, salah satunya di BUMKal Tridadi yang maju. Dari data itu, menjadi data untuk melakukan kebijakan misalnya yang kategori perintis pemula diintervensi seperti apa,” kata Murti.
Direktur BUMKal Tridadi Makmur R. Agus Kholiq, S.E., M.M mengatakan orang yang berada di posisi seperti dirinya dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi dengan berbagai pihak. Sebab salah satu kunci sukses menjalankan BUMKal adalah dapat menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak.
“Bisa komunikasi baik dengan pemerintah desa, BPD, dan di BUMkal sendiri kalau tiga lembaga ini punya satu visi yang sama maka untuk menggenjot BUMKal akan dapat dengan mudah,” katanya yang juga Ketua Forum BUMKal DIY.
Ia menceritakan saat awal menjadi Direktur BUMKal, hal yang dilakukannya adalah segera turun di wilayah desa untuk melihat potensi apa yang ada di wilayahnya. Ia melihat ada potensi yaitu lahan luas dan tanaman aglaonema.
“Bagaiman potensi ini dikembangakan dengan wisata dan masuk tanaman pertanian. Dua hal ini saya sampaikan menjadi satu kesatuan gerak untuk memulai usaha di Tridadi dengan baik,” katanya.
Agus Kholiq menceritakan awal mula pembentukan BUMKal Tridadi Makmur yang dimulai dari pemerintah desa yang memberikan dukungan di tahun 2017 lalu. Pihaknya melakukan rapat dan anggaran  lalu dirinya ditunjuk menjadi direktur dengan modal Rp 68.500.000.
“Dari modal itu kami lakukan kajian kajian ekonomi bagaimana membuat studi kelayakan  dan business plan habis Rp 4 Miliar padahal uangnya 68 juta. Sampai akhirnya bisa berjalan sampai saat ini, seorang direktur harus punya kemampuan manajerial, loby pemerintah desa Bamuskal,” katanya.
Ia menceritakan saat ini BUMKal Tridadi Makmur memiliki beberapa unit usaha. Pertama unit Puri Mataram yang mengelola resto dan wahana wisata, kedua Puri Aglonema yaitu budidaya tanaman hias, dan terbaru Aglonema Park.
“Keempat Domba Mataram ini memelihara kambing perah yang ambil susunya ada 4 unit sudah dari BUMKal Tridadi. Kita inisiasi lagi yang sesuai program makan bergizi gratis dengan Sayur Mataram ini konsepnya memberdayakan kelompok tani dan wanita tani dan PokMas untuk menanam tiga sayur yaitu jipang atau labu siam, kacang panjang dan buncis,” katanya.
Agus Kholiq menjelaskan Pemda DIY juga berencana untuk mempersiapkan lahan sayur dengan target minimal 4 sampai 5 hektar. Antusias warga DIY terhadap program penanaman sayur ini juga sangat tinggi.
“Kami akan memberikan fasilitas kepada kelompok tani dengan bantuan bibit, pupuk organik dan kimia, serta pendampingan budidaya sayur, dengan alokasi 80 tanaman labu siam per kelompok dan 45 kelompok per desa, yang terdiri dari 15 kelompok untuk setiap jenis sayur. Bahkan sudah ada yang meminta untuk dipekerjakan nantinya,” ujar Agus.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Pemda DIY juga berencana untuk membangun dapur mandiri sebagai pendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat. Dapur ini akan menjadi tempat produksi makanan bergizi yang melibatkan masyarakat sekitar dan dijadwalkan selesai pada 28 April 2025.
Dengan adanya Pembangunan dapur mandiri ini, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa dan mengurangi pengangguran.
“Kami berharap bahwa pembangunan dapur mandiri ini dapat menjadi contoh peluang unit usaha bagi desa yang masih memetakan potensi dan dapat meningkatkan perekonomian desa dengan memanfaatkan potensi yang ada,” kata Murti.
Pembangunan Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di DIY diperkirakan memiliki dampak positif yang luar biasa, yaitu meningkatkan roda perekonomian, mengurangi pengangguran, menciptakan peluang usaha baru, dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat DIY.
Dengan adanya upaya pengembangan BUMKal ini, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa dan mengurangi angka kemiskinan di DIY.
“Intinya tidak ada desa yang tidak punya potensi dan semua potensi dapat menjadi penggerak. Keberadaan BUMKal juga dapat menjadi suatu peluang yang besar dan bisa bermanfaat bagi masyarakat DIY,” tutup Murti.
Penulis : Laura Sinta Febriana
Bayu

Jangan Lewatkan, Sabtu Besok ada Festival Jeron Beteng

Previous article

Reformasi Kalurahan, Kebijakan Strategis Pemangku Pemerintahan DIY

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News