STARJOGJA.COM, HEALTH – Kenali Gejala Kanker Hati, Jangan Sampai Terlambat Penanganannya!
Diketahui, Kanker hati masih menjadi penyakit yang menakutkan karena sering terdeteksi pada stadium lanjut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penyebab serta gejala awal kanker hati ini.
Kanker hati terjadi ketika sel kanker itu tumbuh di organ hati, yang dapat berasal dari jaringan hati disebut dengan karsinoma hepatoseluler, karsinoma neuroendokrin kolorektal, dan penyebaran dari organ lainnya. Kanker hati ini dapat disebabkan dari beberapa faktor, seperti penyakit hepatitis B, hepatitis C, sirosis hati, obesitas, paparan obat berbahaya, serta konsumsi alkohol secara berlebihan.
“Awalnya timbul nyeri, penurunan berat badan, mual, muntah, maka kemudian akan muncul benjolan, penurunan berat badan drastis mencapai 10 kg bisa berlansung 3 bulan tanpa diet dan penderita melakukan aktivitas seperti biasanya, serta mata menguning” kata Dr. dr Adeodatus Yuda Handaya, Sp. B-KBD, Departemen Bedah FK-KMK UGM, yang sekaligus bertugas di RSUP Dr. Sardjito.
Diagnosis kanker hati dapat dilakukan melalui USG, CT scan, dan biopsi guna memastikan jenis sel kanker yang berkembang. Pertumbuhan kanker tidak sama, paling cepat 3 – 6 bulan tergantung jenis kanker yang dialami.
dr. Naomi Yoshuantari, Sp.P.A., Subsp. DHB (K), Departemen Patologi Anatomik FK-KMK UGM dan bertugas di RSUP Dr. Sardjito menjelaskan pentingnya peran patologi anatomi dalam mendiagnosis suatu penyakit.
“Patologi anatomi berperan penting dalam diagnosis kanker hati. Sampel jaringan diambil dengan jarum halus atau biopsi untuk menentukan apakah tumor bersifat jinak atau ganas,” ujarnya.
Pemeriksaan biopsi bisa dilakukan dalam sehari maupun dalam waktu tiga hari kerja karena harus melalui berbagai proses laboratorium, tergantung jenis kanker yang dialami oleh penderita. Selain itu, pemeriksaan darah penanda tumor AVP menjadi hal yang penting dan pasien dapat melakukan pengecekan rutin setiap 6 bulan sekali.
Pada stadium awal, kanker hati dapat ditangani dengan operasi pengangkatan tumor. Jika kanker telah menyebar ke pembuluh darah atau limfe, maka pasien akan menjalani kemoterapi untuk mencegah pertumbuhan sel kanker lebih lanjut.
Menurut Dr. dr. Yuda, kemoterapi diberikan berdasarkan jenis tumor dan ukuran kelenjar yang terlibat.
“Rata-rata pasien menjalani enam hingga dua belas siklus kemoterapi, yang berlangsung sekitar tiga hingga enam bulan,” tambahnya.
Pencegahan kanker hati dapat dilakukan dengan menghindari konsumsi alkohol berlebihan, menjaga pola makan sehat, mengontrol berat badan, serta melakukan vaksinasi hepatitis. Pemeriksaan rutin sangat dianjurkan untuk mendeteksi risiko sejak dini.
“Setiap tumor masih memiliki peluang untuk diobati, terutama jika terdeteksi lebih awal. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala dan melakukan pemeriksaan secara berkala,” tutup dr. Naomi.
Penulis: Ernita Putri Andini
Comments