NewsPendidikan

Melawan Korupsi, Dosen UGM Ini Terpilih Sebagai Tokoh 2024

0
dosen ugm anti korupsi
Rimawan Pradiptya dosen ugm anti korupsi (UGM)

STARJOGJA.COM, Info – Ekonom yang aktif menyuarakan isu anti korupsi Rimawan Pradiptyo, S.E., M.Sc., Ph.D., baru-baru ini terpilih sebagai salah satu tokoh 2024 menurut majalah Tempo Edisi 30 Desember 2024-5 Januari 2025. Dosen FEB UGM, ini berkontribusi nyata dalam penanggulangan korupsi dan menjaga keutuhan konstitusi di Indonesia. Ia juga berkontribusi dalam mengembangkan metode perhitungan biaya sosial korupsi dan membangun database korupsi berdasarkan putusan pengadilan sejak 2009. Metode tersebut telah digunakan sebagai bahan pelatihan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung.

“Metode ini dapat memberikan perspektif baru bahwa korupsi tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga perekonomian negara. Metode ini juga memberikan informasi kepada masyarakat terkait besar damages atau kerusakan yang terjadi di perekonomian akibat suatu korupsi,” terangnya.

Selain itu, Rimawan juga aktif dalam menyuarakan kritik terhadap revisi UU KPK pada tahun 2019 dan menginisiasi gerakan Gemati (Gerakan Masyarakat Akademisi untuk Transparansi Indonesia). Ia juga mengatakan prosesnya dalam melakukan penolakan tersebut tidaklah mudah karena ia menghadapi berbagai ancaman, seperti peretasan ponsel.

“Akun WA saya juga sempat diretas,” ungkapnya.

Sikap Rimawan yang tegas meski menghadapi ancaman menunjukkan keberanian dalam memperjuangkan integritas institusi negara.

“Terdapat kemunculan sejumlah grup WhatsApp sebagai saluran komunikasi untuk membahas berbagai isu yang telah berkembang di masyarakat,” ungkapnya.

Sebagai pengingat bagi pemerintah yang dinilai telah menyimpang dari koridor etik dan demokrasi, para akademisi membuat gerakan diinisiasi oleh Kepala Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM, Agus Wahyudi yang diwujudkan dalam Petisi Bulaksumur pada 31 Januari 2024. Rimawan mengingatkan bahwa konstitusi adalah landasan utama dan perubahan terhadapnya tidak boleh dilakukan secara serampangan hanya untuk memenuhi kepentingan segelintir pihak.

“Jika sebagai akademisi kita diam saat negara dalam kondisi genting, jangan-jangan ketika negara diinvasi negara lain pun kita tidak akan bergerak,” jelasnya mengungkapkan pergerakan kala itu.

Rimawan menegaskan bahwa kritik adalah bagian dari demokrasi, dan akademisi memiliki tanggung jawab besar untuk menyuarakan kebenaran demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Pentingnya peran aktif dalam semua elemen, masyarakat dapat menjaga keutuhan konstitusi dan mampu untuk melawan segala bentuk ketidakadilan.

“Akademisi boleh salah, tetapi harus tetap jujur. Posisi UGM sebagai universitas perjuangan harus terus melakukan reposisi, mengkritik kebijakan yang salah, dan mendukung kebijakan yang benar,” tegasnya.

Copywiter : Laura Sinta Febriana

Bayu

The Rich Hotel Jogja Siap Hadirkan Promo Valentine dan Ramadhan 2025

Previous article

Apa Itu Brain Dump Journaling, Cara Kelola Stres

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News