Kota JogjaNewsPendidikan

Pandu Kurniawan , Akuntan Publik Termuda di Indonesia

0

STARJOGJA.COM,JOGJAPandu Kurniawan, alumni Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) FEB UGM, berhasil menjadi Akuntan Publik termuda di Indonesia pada usia ke 29 tahun. Ia lulus ujian Akuntan Publik pada Januari 2025 dan akan dilantik pada Mei atau Juni nanti.

Minatnya pada bidang ekonomi dan akuntansi tumbuh sejak SMA, kemudian ia melanjutkan Pendidikan S-1 Akuntansi di Universitas Brawijaya, akhirnya menempuh program PPAk pada tahun 2017 dan Magister Akuntansi FEB UGM pada tahun 2018. Pandu mengungkapkan alasannya untuk pindah ke jurusan IPS dan belajar ekonomi.

Saya termotivasi oleh dorongan keluarga yang mayoritas memiliki latar belakang di bidang keuangan. Minat ini juga tumbuh karena bidang ini memiliki peluang karier yang luas. Maka dari itu, saya memutuskan memilih jurusan akuntansi,” jelasnya saat di wawancara belum lama ini.

Dari hasil risetnya di tiga universitas, yaitu Universitas Brawijaya, UGM, dan UI, ia menjatuhkan pilihannya pada PPAk FEB UGM karena program ini bekerja sama dengan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan mendukung mahasiswa menjadi profesional di bidang audit.

Program ini memiliki akreditasi A yang menjamin kualitas program, tenaga pengajar, dan mahasiswanya. Selain itu, PPAk memiliki joint program dengan Magister Akuntansi FEB UGM yang akan mempersingkat masa studi dan menunjang mahasiswa ketika sudah lulus nanti,” ungkapnya.

Pengaruh lingkungan belajar yang kondusif menjadi pengalaman yang berkesan baginya, mulai dari matrikulasi, magang, dan praktik di lapangan yang mengajarkan akuntan berintegritas dan profesional.

PPAk mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti program magang. Saya mendapatkan pengalaman magang di KAP Mahsun, Nurdiono, Kukuh & Partners (MNK & PARTNERS),” jelas pria yang bekerja di Inspektorat Kementerian BUMN ini.

Ia merasa sangat terbantu dengan program matrikulasi yang diberikan di PPAk UGM untuk menyamakan persepsi dan budaya akademik.

Tantangan lainnya adalah perbedaan pendekatan antara S1 dengan PPAk. Jika di S1 lebih banyak teori, maka di PPAk lebih berfokus pada praktik dan aplikasi nyata di dunia audit. Ini memberikan saya gambaran mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi seorang auditor sebelum benar-benar terjun ke dunia kerja,” jelasnya.

Kecintaannya dibidang ekonomi, membawanya melanjutkan studi program Magister Akuntansi UGM dan mengikuti beberapa aktivitas non akademik.

FEB UGM membebaskan dan mendukung mahasiswanya untuk mengembangkan diri dan mengasah softskill dengan mengikuti organisasi. Saya sendiri dipercaya sebagai Ketua Mahasiswa Magister Akuntansi di tahun 2019 dan juga menjadi Ketua Mahasiswa Pascasarjana di bidang Kewirausahaan,” ujar Pandu.

Dukungan dosen menjadi faktor penting dalam perjalanan akademik Pandu Kurniawan, terutama dalam tesisnya yang membahas perbandingan sistem unicorn Gojek dan Grab dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan mendapatkan bimbingan langsung dari Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Ak., CA. Selain itu, dia berhasil melakukan penelitian lintas negara di Indonesia, Singapura Thailand, dan Vietnam, yang kemudian dipublikasikan di jurnal Scopus Q3.

Saat ini, Pandu sedang mempersiapkan diri untuk program doktoral di Universitas Indonesia dan terus berkolaborasi dalam penelitian bersama Prof. Didi, kemudian bergabung dengan Telkom sebagai internal auditor, hingga akhirnya ditugaskan di Kementerian BUMN karena prestasinya. Ia menekankan pentingnya integritas, profesionalisme, objektivitas, dan kepedulian sosial yang diajarkan selama masa studi.

Perjalanan ini tidak mudah, ujian Certified Public Accountant (CPA) pertama saya di tahun 2019 sempat tidak lulus dan di percobaan kedua saya baru berhasil mendapatkan sertifikat CPA non-signing,” ujarnya.”

Pada tahun 2024, Pandu kembali mengikuti ujian CPA signing (Akuntan Publik), yang mengharuskannya mengikuti Workshop A dan Workshop B dengan materi audit tingkat lanjut. Tantangan besar yang ia hadapi bukan hanya soal materi, tetapi juga keraguan dari peserta lain karena ia menjadi peserta termuda, dan pada akhirnya ia berhasil lulus seluruh ujian CPA signing pada Januari 2025.

Ia menekankan pentingnya memiliki tujuan yang jelas dalam memilih sertifikasi CPA atau CA (Chartered Accountant). Sikap optimistisnya bahwa kebutuhan akuntan publik akan terus meningkat, meskipun teknologi AI berkembang pesat.

Penulis : Ernita Putri Andini

Cerita Cilok Gajahan, dari Keliling Sekolah hingga Punya Banyak Cabang

Previous article

PMI DIY menggelar Musyawarah Kerja Provinsi (Mukerprov) 2025

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja