CulinaryLifestyle

Cokelat, Bisnis Oleh-Oleh yang Menjanjikan

0
oleh-oleh cokelat
Cokelat nDalem berbagi cokelat kepada tenaga kesehatan (cokelat nDalem)

STARJOGJA.COM, Info – Kurang lengkap rasanya apabila berkunjung ke Yogyakarta tanpa membawa buah tangan khasnya. Selain bakpia dan gudeg Yogyakarta sebenarnya juga memiliki oleh-oleh khas berbahan dasar cokelat.

Dua pengusaha kuliner, Rahmi Lestari dari Arina Brownies & Chocolate yang sudah berkiprah dibidang bisnis pada tahun 2000, serta Meika Hazim dari Cokelat nDalem usaha yang diawali dari 2007, berbagi pandangan mereka mengenai tantangan dan strategi dalam mempertahankan bisnis oleh-oleh di era digital. Meika Hazim menyoroti pentingnya pengalaman dalam menikmati oleh-oleh khas Jogja.

“Oleh-oleh itu bukan hanya barang yang dibawa pulang, tapi pengalaman yang dapat dinikmati di Jogja. Produk yang viral bisa jadi oleh-oleh, namun tidak semua memiliki kapabilitas untuk bertahan lama,” ujarnya.

Senada dengan Meika, Rahmi Lestari mengungkapkan bahwa orang cenderung mengenal oleh-oleh Jogja hanya dari produk yang sudah terkenal, seperti bakpia dan gudeg.

“Makanan yang lain biasanya hanya mengikuti tren atau produk yang viral, memang bisa menarik perhatian, tapi kadang tidak bertahan lama. Sekarang. orang mencari sesuatu yang unik dan hidden gem,” kata Rahmi.

Dari data base yang dimiliki cokelat ndalem banyak dikenal oleh wisatawan, terutama dari Jakarta dan Jepang. Pelanggan kebanyakan mencari cokelat ndalem dari google maps, akhirnya berkunjung ke gerai.

“Kami menemukan banyak turis Jepang mencari produk kami melalui guide book yang mereka miliki. Awalnya kami ngga tau produk kami masuk ke guide book mereka, jadi kami tau bahwa branding yang kuat dan konsistensi sangat penting untuk promosi bisnis,” ungkap Meika.

Arina Brownies & Chocolate melakukan strategi pemasaran produknya dengan menitipkan ke toko oleh-oleh yang telah bekerja sama dengan pihaknya. Ketika musim liburan tiba, produknya sangat diminati pelanggan, wisatawan luar kota mendominasi terjualnya oleh-oleh ini.

Baik Meika maupun Rahmi sepakat bahwa inovasi, adaptasi, dan kolaborasi adalah kunci keberlanjutan bisnis oleh-oleh. Viralitas tidak bisa dijadikan satu-satunya strategi bisnis, yang lebih penting itu kesiapan dan kesempatan untuk menciptakan momentum yang tepat.

“Produk selalu mengalami tren naik turun. Contohnya, tren cokelat Dubai sedang booming saat ini, tetapi nantinya akan digantikan oleh tren lain,” jelas Rahmi.

Di era digital, media sosial menjadi alat yang sangat penting untuk branding sebuah produk. Sarana ini bisa menjadi alat komunikasi efektif dengan konsumen, membuat konsumen puas akan produk yang dijual.

Dalam waktu dekat, Cokelat nDalem akan meluncurkan produk kolaborasi dengan Bon Cabe dan akan ada di pameran Jakarta. Sementara, Arina Brownies & Chocolate masih dalam tahap riset dan pengembangan untuk produk baru.

“Kami mencoba memvalidasi pasar dengan kolaborasi ini, sampel yang kami gunakan itu masyarakat Jakarta karena kebetulan ada pameran di sana,” tambah Meika.

Nantinya Meika dan Rahmi menegaskan bahwa keberlanjutan oleh-oleh Jogja terletak pada inovasi, adaptasi, kolaborasi, dan konsistensi.

“Kami percaya bahwa kolaborasi antar pelaku bisnis bisa memperkuat eksistensi oleh-oleh Jogja. Contohnya, saya bersama teman-teman membangun Cokelat Malioboro di Pakuan sebagai wadah kolaborasi untuk produk cokelat khas Jogja,” tutup Rahmi.

 

Penulis : Ernita Putri Andini

Baca juga : Kenapa Cokelat Identik dengan Hari Valentine?

Bayu

Badan POM Peringatkan Bahaya Jamu BKO pada Kesehatan

Previous article

Es Goreng Pak Gatot, Jajanan Legendaris yang Tetap Eksis

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Culinary