HealthLifestyle

Optimalisasi Layanan Kesehatan Jiwa bagi Masyarakat

0
layanan kesehatan jiwa
Endang Pamungkasiwi, SKM, M. Kes Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY.

STARJOGJA.COM, Info – Dinas Kesehatan DIY terus berupaya untuk optimalisasi layanan kesehatan jiwa bagi masyarakat. Endang Pamungkasiwi, SKM, M. Kes Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY mengatakan hal ini karena di tahun 2024 sudah ada 60-an kasus bunuh diri di DIY.

“Melihat data survey kesehatan Indonesia 4 dari 1000 rumah tangga memiliki anggota rumah tangga dengan psikosis (kondisi yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri). Jadi setiap 1000 ada 4 rumah tangga itu secara nasional. DIY kita lebih tinggi dari nasional yaitu 9,3 itu baru anggota rumah tangga dengan psikosis,” katanya kepada Star FM.

Endang mengatakan berdasarkan data penduduk di Indonesia dengan usia di atas 15 tahun itu 2% memiliki masalah jiwa. Sementara di DIY datanya di angka 1,9%.

“Pelayanan standar minimal ODGJ berat angkanya DIY sudah tinggi 83,2, ini artinya angka angka yang kami temukan ini ditindaklanjuti dengan pelayanan kesehatan yang kita berikan mulai dari tingkat rendah hingga rujukan tingkat tinggi,” katanya.

Layanan kesehatan ini diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Beberapa tanda orang yang memiliki masalah kejiwaan yang dapat diketahui diantaranya marah-marah.

“Penyakit kesehatan jiwa, orang suka marah marah bisa jadi, orang kejiwaan depresi, kecemasan gangguan bipolar, gangguan makan, misalnya sudah kenyang dimuntahkan lagi, ada kontrol impuls, skizofrenia itu jenis gangguan jiwa,” katanya.

Endang mengatakan jika mendapati orang dengan tanda-tanda itu bisa segera melakukan layanan kesehatan jiwa. Contoh lainnya adalah marah tiba tiba, sedih dalam jangka waktunya tidak lama maka harus hubungi layanan kesehatan.

“Penyebabnya tergantung pada usia berapa, tekanan pekerjaan bisa memberikan efek tingkat depresi seseorang. Pengendalian seseorang itu sering terjadi pada kelompok tertentu,” katanya.

Endang mengatakan pihaknya sudah melakukan survey mulai dari usia 15 tahun. Bahkan langkah screening sudah dilakukan sejak bayi.

“Hasil survey kita lakukan mulai dari usia 15 tahun tapi dinas kesehatan melakukan screening untuk kasus gangguan jiwa sejak anak usia 6 bulan. Bayi sudah kita lakukan screening dilanjutkan balita lalu usia sekolah, usia dewasa dan ibu hamil hingga lanjut usia. Usia 15 tahun nanti betul betul keliatan,” katanya.

Baca juga : Kabar Kesehatan jiwa dari Indonesia di tengah dunia yang tidak setara

Bayu

Dua Bulan Terakhir, Israel Tolak 140 Permintaan Akses Bantuan ke Gaza

Previous article

Otoritas China Pantau Penyakit Pernafasan yang Meningkat di Musim Dingin, Bisa Pandemi?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Health