STARJOGJA.COM, Info – Setelah TPA piyungan ditutup Pemkab Bantul mencari solusi bagaimana masalah sampai dapat terselesaikan. Bambang Purwadi Nugroho, S.H., M.H Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul mengatakan saat ini Pemkab Bantul mengoperasikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di beberapa tempat untuk solusi persoalan sampah di Bantul.
“Bantul ini termasuk punya potensi sampah yang diolah cukup banyak sebelum TPA Piyungan tutup 170-200 ton perhari, setelah kebijakan Ngarsa Dalem ya move on tadi beban kami di DLH 19-100 ton perhari ini menjadi atensi yang harus kami lakukan supaya masyarakat tidak lagi menggunakan atau mengolah sampah itu ada rambu rambu atau tempatnya dimana meskipun kita ada TPST,” katanya kepada Star FM.
Bambang mengatakan ada TPST Argodadi dan Modalan yang sudah mengolah sampah masyarakat Bantul. Ia pun berharap kesadaran dengan adanya pengolahan sampah ini masyarakat dapat memilah sampahnya dari rumah.
“TPST Argodadi 60 ton perhari, modalan hampir 50 ton perhari yang 40 ton perhari kita siapkan di Bawuran, di kami juga menyiapkan tambahan tambahan, TPST tidak cukup kami membangun ITF di paar Niten 5-10 ton perhari, moga moga di 2025 bisa 20 ton. Sukowaten Tamanan ini sudah hampir 10 ton perhari, di rumah pilah sampah TPST kabupaten Bantul kita siapkan mengolah sampah 10 ton perhari,” katanya.
Saat ini sampah rumah tangga masih mendominasi sampah yang ada di Bantul. Bambang mengatakan sekitar 75% sampah adalah sampah rumah tangga.
“Sampah psara tradisional di Piyungan, Argosari di tempat lain kurang lebih 3%. Sampah sekolah 1,7% sampah penginapan di Bantul 0,13 persen ada sampah toko toko 12-13 % sampah dari restoran atau rumah makan kalau tidak didukung pengolahannya cukup mereportkan,” katanya.
Bambang mengatakan sampah di Bantul ada tiga jenis yaitu sampah organik, an organik dan limbah B3. Menurutnya jumlah sampah organik dan an organik hampir berimbang.
“Maka pilah sampah ini cukup membantu. Ini membantu mengurai. Penting dari rumah dipiliah atau diolah,” katanya.
Bambang mengatakan dalam pengolahan sampah di TPST Bantul, ada satu TPST yang menerima sampah hasil olahannya abu gosok. Residu ini masih belum ramah lingkungan dan itu harus diolah.
“Kami dari bupati untuk mengolah residu abu ini. Kita akan ubah menjadi barang bermanfaat misal dicampur semen dan tanah bisa jadi batako dll. Dari pengolahan di tpst itu bisa jadi kompos,” katanya.
Baca juga : TPST Piyungan Bukan Jadi Solusi Akhir Sampah di DIY
Comments