Kab GunungkidulNews

Cara Selesaikan Krisis Air di Gunungkidul dengan Pamsimas

0
Status tanggap darurat kekeringan
JIBI

STARJOGJA.COM, Info –  Gunungkidul memiliki cerita sendiri dalam menghadapi krisis air di wilayahnya. Namun ada salah satu cara agar masalah krisis air di Gunungkidul terselesaikan dengan memperbanyak program pembangunan jaringan dan instalasi program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) saat musim kemarau.

Kepala Bappeda Gunungkidul Mohamad Arif Aldian di Gunungkidul, Sabtu, mengatakan Pamsimas dapat mengentaskan masalah kekeringan, karena menyasar wilayah-wilayah yang sulit air dan tidak terjangkau PDAM.

Dari beberapa tahun terakhir, data di Bappeda Gunungkidul ada 76 kalurahan yang telah memiliki pamsimas yang dibangun menggunakan anggaran pemerintah kabupaten.

“Bersyukur pamsimas yang dibangun ini mampu mencukupi kebutuhan air minum masyarakat di wilayah tersebut. Dari yang semula warga sulit mendapatkan air bersih, saat ini kebutuhan air mereka tercukupi,” kata Mohamad Arif Aldian.

Ia mengatakan Kekeringan selama ini menjadi permasalahan yang terjadi setiap tahunnya di Kabupaten Gunungkidul. Dropping air sejak bertahun-tahun dilakukan oleh pemkab untuk penanganan jangka pendek saja, seiring dengan berkembangnya waktu, pemerintah mulai membuka akses pemenuhan air bersih dengan penyediaan Pamsimas untuk memecahkan permasalahan klasik tersebut.

Selain itu, program Pamsimas untuk mengentaskan permasalahan air bersih. Pada 2023, beberapa program yang telah direalisasikan, yakni hibah air minum perkotaan yang dilakukan oleh PDAM sebanyak 1.650 sambungan rumah (SR), hibah air minum perdesaan yang dilaksanakan DPUPRKP sebanyak 827 SR, DAU peningkatan SPAM sebanyak 50 SR, DAU pembangunan SPAM sebanyak 100 SR, pamsimas di enam kalurahan target pemasangan 960 SR, sehingga keseluruhan 3.587 SR.

Dengan adanya pembangunan tersebut, peningkatan layanan pada 2023 menjadi 90,1 persen atau meningkat sebesar 1,37 persen. Sedangkan akses air minum aman menjadi 25,49 persen atau meningkat menjadi 1,39 persen.

“Harapan kami capaian agar menjadi 100 persen dengan tantangan kondisi geografis dan sumber pendanaan yang ada. Kolaborasi dengan lintas sektoral sangat diperlukan,” kata Arif Aldian.

Sementara itu, Panewu Gedangsari Eko Kristianto mengatakan Gedangsari yang berada di wilayah paling utara dan mayoritas berada di pegunungan beberapa tahun lalu menjadi daerah langganan kekeringan saat musim kemarau. Daerah ini merupakan salah satu fokus pemerintah dalam pembangunan Pamsimas.

Dengan adanya program pemerintah dan ada kolaborasi dengan pihak ketiga, daerah ini nyaris terlepas dari dampak kemarau, yakni kekeringan. Meskipun masih ada beberapa lokasi yang agak kesulitan mendapatkan air bersih. Biasanya warga harus mengeluarkan uang sebesar Rp450 ribu untuk sekali membeli ari bersih.

“Contohnya di Tegalrejo, setelah diresmikan pamsimas di Padukuhan Ngipik dan Ketelo yang dapat dimanfaatkan 200 KK, di Serut 162 KK yang menggunakan, Hargomulyo 140 KK. Pasokan air bersih tergolong aman. Itu debit airnya bagus sekali,” katanya.

Sumber : Antara

Baca juga : 25 Desa di Sleman Terlayani Program Pamsimas 2019

Bayu

Pria Harus Rajin Cuci Muka dan Gunakan Tabir Surya

Previous article

Pesan OJK ke Santri, Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *