STARJOGJA.COM.INFO – Teater Musikal Lutung Kasarung dari Tanah Sunda Dipentaskan di Amerika. Lutung Kasarung, yang dalam bahasa Sunda berarti “lutung yang tersesat”, adalah cerita rakyat asal Jawa Barat. Namun, apa jadinya bila sang lutung “tersesat” di AS?
Anak-anak diaspora Indonesia yang tergabung dalam organisasi IKPA, baru-baru ini mementaskannya dalam teater musikal di Washington.
Sejak 2010, IKPA telah menjadi payung bagi komunitas anak dan remaja diaspora Indonesia, tidak hanya dalam menyalurkan bakat seni dan kreativitas, tapi juga belajar memahami warisan budaya Indonesia dan memperkenalkannya ke Amerika Serikat. Teater Musikal Lutung Kasarung dari Tanah Sunda Dipentaskan di Amerika
“Anak-anak bisa jadi duta kecil dalam (mempromosikan) budaya dan kesenian Indonesia yang begitu kaya,” ujar Gaby Hasnan, Presiden IKPA sekaligus produser teater tersebut.
Misi mengenalkan budaya dan seni Indonesia juga diwujudkan dalam bentuk lantunan lagu yang tidak hanya berasal dari Jawa Barat seperti Tokecang, tapi juga lagu-lagu daerah lainnya, di antaranya Yamko Rambe Yamko dari Papua, Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan Selatan, dan Mappadendang dari Sulawesi Selatan. Dipandu konduktor sekaligus komposer Ulung Tanoto, para pemusik memainkan beragam alat musik tradisional, seperti angklung, kolintang, hingga kendang, yang berpadupadan dengan alat musik modern, tanpa mengurangi unsur etniknya
Pementasan dengan durasi sekitar 2,5 jam ini mendapat apresiasi dari lima ratusan penonton, salah satunya Elitza Kolev. Ia dan keluarganya baru pertama kali menyaksikan pertunjukan cerita rakyat Indonesia.
“Saya pribadi sangat menyukai kostum dan semua aksesorinya. Saya juga suka tarian dengan kipasnya, menurut saya, sangat indah; juga nama-nama karakter, dan aspek kebudayaannya. Saya pikir itu mengagumkan,” tutur Elitza. Pertunjukan semacam ini, menurutnya, menjadi cara yang baik dalam memperkenalkan budaya Indonesia, terutama kepada generasi muda.
Lutung Kasarung berkisah tentang seorang dewa dari Kahyangan bernama Guruminda yang dikutuk menjadi seekor lutung dan diturunkan ke bumi. Tersesat di hutan, ia bertemu Purbasari, putri calon penerima takhta dari sebuah kerajaan di Pasundan yang tidak disukai oleh saudarinya sendiri, Purbararang. Oleh diaspora Indonesia yang tergabung dalam organisasi nirlaba IKPA – Indonesian Kids of Performing Arts, cerita rakyat ini diangkat menjadi drama musikal “The Cursed Princess and the Magic Monkey”.
Kostum tradisional berwarna-warni lengkap dengan aksesori adat, iringan lagu-lagu tradisional dan hasil aransemen, hingga paduan suara turut meramaikan panggung pementasan di UDC Theater of the Arts, Washington D.C, awal Juli ini.
Sebanyak 106 anggota yang terdiri dari anak dari usia empat tahun, remaja hingga dewasa, asal dan keturunan Indonesia, terlibat dalam proses produksi teater itu. Peran mereka beragam, mulai dari aktor, penari, penyanyi, hingga pemain musik. Di tengah kesibukan para anggotanya, mereka menyempatkan diri untuk berlatih sejak akhir Februari lalu.
SUMBER : VOA Indonesia
Comments