STARJOGJA.COM, Info – Libur lebaran Idul Fitri 1444 H di Kota Yogyakarta, Drs. Kadri Renggono, M.Si. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Yogyakarta Mengatakan Kota Yogyakarta akan menerima tamu wisatawan hingga 5 juta orang. Namun, ia menjelaskan dengan datangnya tamu wisatawan ini, jika ketersediaan bahan pangan di Yogyakarta aman sebagai bagian dari pengendalian inflasi.
” Stok pangan yang dikelola oleh Bulog paling tidak 3 bulan kedepan aman. Kami setiap hari memonitoring pasar Prawirotaman, Demangan, Kranggan dll Kita ikuti pergerakan jumlahnya volumenya dan kita laporkan ke pusat. Data terakhir, sisi ketersediaan insya allah cukup. Kemarin kita imbau masyarakat belanja secukupnya,” katanya di 101,3 FM Star FM (12/4/2023).
Ia mengaku Pemerintah Kota Yogyakarta terus memantau perkembangan harga harga di pasar Kota Yogyakarta. Beberapa komoditas yang terus dipantau ada beras hingga minyak.
“Saat ini dari pantauan kami, harga telur, ada 25 komoditas yang kita pantau, hari ini yang relatif meningkat telur ayam. Jadi semula 26 ribu sekarang ecerannya sudah 27 ribu, lainnya relatif stabil,” katanya.
Ia menyebut stok pangan relatif aman termasuk minyak dari pantauannya ke pasar pasar di kota Yogyakarta. Pantauan ini untuk menjaga harga dan inflasi di daerah Yogyakarta.
“Pedagang di pasar Beringharjo, pesan minyak maka mereka distributor langsung cepat memberikan. Awal april kita berkunjung ke distributor mereka informasikan di sisi ketersediaan relatif aman,” katanya.
Hal ini juga terjadi di ritel modern dari sisi pasokan dan tidak ada yang langka. Hanya saja beberapa waktu lalu beras medium menjadi penyumbang inflasi di DIY.
“Hasil BPS di maret inflasi kita masih di atas rata rata nasional, pendorongnya di DIY terkait harga beras terutama harga beras medium. Kemarin beras medium HET 10.900 tapi di pasaran lebih 11.000-an. Itu menyumban inflasi tapi dibanding Februari sudah turun,” katanya.
Ia menyebut ada tiga sumber inflasi yaitu harga yang diatur pemerintah seperti BBM. Lalu inflasi inti yang berkaitan seperti pendidikan misal harga kos-kosan.
“Ketiga inflasi karena barang yang kita konsumsi setiap hari seperti beras, cabe, daging dll. pemerintah daerah punya peran,” katanya.
Pihaknya juga melakukan beberapa upaya agar tidak terjadi inflasi. Selain ketersediaan pangan juga melakukan operasi pasar murah di beberapa titik.
“Kita ada operasi pasar di 14 Kemantren, ya bahan pokok seperti beras, minyak dll,” katanya.
Kadri mengatakan ada 2 momen utama inflasi di Yogyakarta meningkat. Pertama saat liburan lebaran ada kenaikan harga dan kedua natal dan tahun baru yang juga berpengaruh.
“Tapi insya allah dari sisi pasokan aman dan tidak mendorong kenaikan harga harga. setelah lebaran mungkin selama satu bulan ya stabil lagi,” katanya.
Comments