STARJOGJA.COM, Info – Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) akan mulai diterapkan di sekolah pada tahun ajaran baru 2022-2023, 11 Juli mendatang. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul memastikan IKM akan diterapkan serentak di semua sekolah.
Kepala Disdikpora Bantul, Isdarmoko, menjelaskan jenjang sekolah TK, SD dan SMP khususnya yang negeri akan melaksanakan IKM secara mandiri pada opsi kategori kedua yakni Mandiri Berubah.
“Di Bantul kami sudah komitmen sepakat, semua akan serentak melaksanakan IKM secara mandiri,” ujarnya, Senin (4/7/2022).
Pelaksanaan IKM secara serentak ini dengan pertimbangan karena IKM ini pasti akan diberlakukan ke semua sekolah, sehingga lebih baik semua sekolah langsung mengikuti. “Jadi ketika nanti sudah clear dilaksanakan kita semua sudah mencoba,” katanya.
Menurutnya, Bantul menjadi kabupaten yang cepat dalam melaksanakan kebijakan pergantian kurikulum. Ia mencontohkan seperti pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 yang dulu launchingnya di Bantul.
BACA JUGA: Rencana Perubahan Kurikulum Harus Tertuju ke Kualitas
“Mempertimbangkan kesiapan juga. Tapi kalau negeri memang saya wajibkan karena saya kira Platform Merdeka Mengajar [PMM] itu sudah lengkap kok. Jadi memang belajar mandiri. Itu digunakan untuk komunitas belajar,” kata dia.
Sejumlah persiapan yang dilakukan untuk IKM diantaranya aktivasi akun belajar.id, bergabungnya guru-guru dalam PMM. “Kedua, sekolah-sekolah sudah mempersiapkan In House Training (IHT) dan Bimtek tentang persiapan implementasi Kurikulum Merdeka,” ungkapnya.
IHT dan Bimtek tersebut mengambil narasumber dari Sekolah Penggerak yang sudah ada komite pembelajarannya. Di Bantul ada lima Sekolah Penggerak tingkat SMP, 19 Sekolah Penggerak tingkat SD dan 17 Sekolah Penggerak di tingkat TK.
IKM menurutnya sangat berbeda dengan Kurikulum 2013, terutama model pembelajaran yang berorientasi dengan teknologi informasi. “Ini menuntut guru-guru berubah. Tidak bisa kalau guru masih pakai pola lama. Maka harus berubah,” katanya.
Walau demikian, ia melihat sebenarnya guru sudah melakukan penyesuaian dengan teknologi informasi selama pandemi Covid-19. “Walaupun awal pandemi pada bingung karena pembelajaran sulit dilaksanakan dengan berbasis IT, namun setelah dua tahun guru-guru sudah menjadi familiar,” kata dia.
Sumber : Harian Jogja
Comments