Ia menyesali kondisinya sekarang yang mandul, gampang mengompol, serta kehilangan buah pelirnya.
“Ketika bangun dari operasi, saya sadar telah membuat kesalahan terbesar dalam hidup,” curhatnya via Twitter.
Kasus pria yang enggan diketahui identitasnya ini mendapat komentar Stephanie Davies-Arai. Stephanie adalah pendiri Transgender Trend, sebuah kelompok advokasi bagi orang tua tentang anak-anak dan remaja transgender.
“Kasus ini diharapkan akan mendorong pemikiran ulang oleh NHS tentang jenis operasi biadab ini. Pasien harus diberitahu oleh petugas medis. Itu akan membantu mereka,” katanya dikutip Dailymail.
Baca juga : JPW Pantau Kasus Perundungan Anak SD di Sleman
“Kasusnya sangat layak untuk (memperoleh) kompensasi dari layanan kesehatan yang diterimanya. Kami yakin dia telah menderita kerugian,” imbuh Stephanie.
Lewat akun Twitternya, TullipR, pria tiga puluh tahun itu membeberkan kisahnya selepas memutuskan mengubah identitas seksualnya.
“Saya bahkan tidak ditanya apakah saya ingin membekukan sperma saya, atau memiliki anak di masa depan,” kisahnya mengeluhkan.
TullipR mengatakan dia bertransisi saat usianya dua puluh lima tahun. Lebih dari satu dekade sebelumnya, dirinya telah mulai mengkonsumsi hormon wanita untuk membuat tubuhnya feminim.
Hingga pada akhirnya, ia pun memutuskan melakukan operasi inversi penis dengan cangkok skrotum. Operasi ini menghilangkan alat kelamin laki-laki dan menggunakan jaringan untuk membangun vagina palsu.
Saat operasi rampung, dia mengaku sempat mengkonfrontasi dokternya tentang keraguannya. Dia mengklaim bila dokternya justru mengangkat bahu dan mengatakan tidak ada panduan bagi pasien yang merasa menyesal.
“Saya sama sekali tidak merasakan sensasi di daerah selangkangan saya. Anda bisa menusuk saya dengan pisau. Seluruh tubuh mati rasa. Tidak ada yang pernah mengatakan kepada saya bahwa area dasar penis Anda yang tersisa,” cuitnya bersedih.
Selain gangguan seksualitas, ia pun mengalami gangguan buang air besar.
“Saya butuh waktu sekitar 10 menit untuk mengosongkan kandung kemih. Ini sangat lambat, menyakitkan, dan membuat saya basah kuyup,” pungkasnya.
Sumber: Dailymail
Penulis : Muhammad Imam Khoirul Mutaqin
Comments