Pendidikan

Juli Ini, Daftar 10 Sekolah di DIY yang Pembelajaran Tatap Muka

0
masuk sd sebelum waktunya
Ilustrasi sekolah (ist)

STARJOGJA.COM, Info – Pemda DIY tengah menyiapkan 10 sekolah di jenjang SMA dan SMK yang akan menjalani uji coba pembelajaran tatap muka di DIY yang ditargetkan berlangsung mulai Juli atau awal semester kedua tahun ajaran 2020/2021.

10 Sekolah yang dipilih jadi model percobaan itu meliputi SMA N 1 Pajangan Bantul; SMA N 1 Gamping, Sleman; SMA N 1 Sentolo, Kulonprogo; SMA N 9 Yogyakarta; SMA N 2 Playen, Gunungkidul; SMK N 1 Wonosari, Gunungkidul; SMK N 1 Yogyakarta; SMK N 1 Pengasih Kulonprogo; SMK N 1 Bantul; dan SMK N 1 Depok, Sleman.

BACA JUGA: Sekolah Tatap Muka di Sleman Kembali Ditunda

Seluruh sekolah itu sebelumnya telah ditunjuk Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY sebagai percontohan pembelajaran tatap muka di masa pandemi dan sedianya menggelar simulasi pada 12 dan 25 Januari 2021 lalu. Namun, Pemberlakuan Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) membuat simulasi urung terlaksana.

“Sebenarnya dari sisi persiapan, semua sekolah itu sudah siap, tetapi tergantung situasi dan status zona lingkungan di masing-masing sekolah. Kami juga sudah siapkan 10 sekolah untuk percontohan sekolah tatap muka, kemarin sudah melakukan simulasi, tetapi dibatalkan karena PTKM. Itu nantinya yang akan kami uji coba [dalam pembelajaran tatap muka Juli],” kata Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, Jumat (26/2/2021).

Didik mengatakan uji coba itu rencananya berlangsung selama dua hingga tiga minggu terhitung sejak dimulainya pembelajaran tatap muka. Setelah uji coba rampung, Disdikpora DIY akan melakukan evaluasi guna menentukan apakah sistem ini sudah layak untuk diterapkan kepada sekolah lain, termasuk untuk jenjang di bawahnya (TK-SMP).

Didik mengatakan saat pembelajaran tatap muka jadi diberlakukan, satuan pendidikan tetap harus memperhatikan protokol kesehatan. Kegiatan belajar mengajar (KBM) juga tidak langsung diikuti seluruh siswa.

“Sistem pembelajaran tatap muka tetap menerapkan protokol kesehatan. Walaupun sudah divaksin prokes harus jalan terus. Bisa jadi sementara ini masuknya belum bisa full. Misalnya siswa masuk sepekan dua kali atau tiga kali. Mungkin waktu pembelajaran juga dibuat terbatas gak full kaya sebelum pandemi,” ucapnya.

“Contoh awalnya kami masuk tiga jam, nah tiga jam itu mungkin dilakukan sif, jam 7-10, kemudian jam 9-12. Itu kemungkinan dilakukan di tahap awal guna mengurangi kerumunan. Itupun nanti per harinya maksimal siswa baru 50 persen dari total siswa di masing-masing sekolah.”

Presiden Joko Widodo menargetkan vaksinasi Covid-19 kepada guru selesai pada Juni, agar KBM tatap muka bisa dilakukan mulai Juli atau awal semester kedua tahun ajaran 2020/2021.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji optimistis target vaksinasi tahap kedua khususnya yang menyasar guru di DIY bakal selesai dengan cepat, sehingga pembelajaran tatap muka di daerah ini bisa dilakukan pada Juli mendatang.

“Saya kira kalau dimulai Juli agak memungkinkan karena, pertama guru sudah mulai divaksin, lalu masyarakat juga sudah mulai divaksin. Terus kita lihat angka penurunan kasus ini agak cukup signifikan lah ya. Selain itu anak-anak juga sudah mulai terbiasa menjaga prokes,” kata Aji, kemarin.

Aji menjelaskan dalam vaksinasi tahap kedua ini guru juga termasuk dalam target sasaran. Pemda DIY masih mendata guru penerima vaksin. Berdasarkan data sementara, total guru di DIY mencapai lebih dari 100.000.

“Jumlah guru di DIY itu yang SMA aja sekitar 12.000, lalu masing-masing kabupaten dan kota dari tingkat TK sampai SMP sederajat kurang lebih sekitar 15.000-18.000, tinggal dikali lima aja,” ujarnya.

Apabila vaksinasi guru tercapai dan DIY bisa memulai pembelajaran tatap muka, mekanisme yang dipakai Pemda DIY tak akan jauh berbeda dengan aturan yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) No.12/SE/XII/2020 tentang Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Daerah Istimewa Yogyakarta. SE tertanggal 28 Desember 2020 itu ditandatangani Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.

SE itu menyebutkan pembelajaran tatap muka dimulai di tingkat perguruan tinggi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selanjutnya secara bertahap ke tingkat SMA sederajat, SMP, SD, hingga TK.

Sumber : harianjogja

Bayu

ICW Kritik Pemberian Vaksin ke Tahanan Korupsi

Previous article

Bayar Andong Malioboro Bisa Digital

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Pendidikan