STARJOGJA.COM, Info – Terkadang sulit menjadi orang tua saat menghadapi anak tantrum. Hukuman menjadi jalan pintas ketika menghadapi anak tantrum tersebut.
Dikutip dari Mother.ly, ini 5 strategi yang bisa dilakukan orang tua ketika anak terlalu emosional dan marah:
1. Berempati.
Saya mencoba untuk mengingat bahwa ketika anak saya kesal karena sandwich selai kacang dan jellynya dipotong jadi empat, bukan dua atau saat dia menginginkan cangkir biru tetapi malah dapat yang merah, itu membuat dia benar-benar kesal. Apa yang tampak sepele bagi saya cukup berarti baginya.
Sandwich selai kacang dan jelly adalah suatu yang serius ketika Anda berusia 4 tahun. Saya membuat sebuah point dimana membiarkan dia tahu bahwa saya mengenali emosinya dan bahwa saya juga mengerti bagaimana perasaannya. “maaf kamu tidak mendapatkan cangkir yang kamu inginkan. Kamu sangat menyukai cangkir biru. Itu sulit.”
Baca Juga : Ini Alasan Suami Takut Istri
2. Tangani konsekuensinya
Kunci untuk menggunakan strategi ini adalah menyeimbangkan kelembutan dengan ketegasan. Hanya karena saya menunjukkan kepada putri saya bahwa saya mengerti bagaimana perasaannya tidak berarti tidak ada dampak ketika dia berkeliling menyerang segala sesuatu dan semua orang di jalannya seperti lebah kecil yang marah.
“Meskipun kamu kesal, kamu tahu bahwa kamu tidak bisa menendang Ibu. Itu menyakitkan. Ketika kita bertindak seperti itu, kita tidak mendapatkan semua yang kita inginkan. Jadi, karena kamu sudah menendang, kita tidak akan menonton Cinderella hari ini. ” Saya memilih sesuatu yang mudah ditegaskan karena saya tidak ingin konsekuensi ini menjadi hukuman bagi saya.
3. Berempati lagi.
Membungkus ketegasan di dalam kasih sayang sangat penting. Dengan cara ini dia lebih marah tentang kehilangan pertunjukan daripada dia marah pada saya. Saya cenderung memiliki beberapa kalimat khas yang saya gunakan berulang kali. “sedih sekali, aku tahu. Sayang sekali, sangat menyedihkan karena kamu suka menonton film itu. Saya juga suka nonton itu dengan kamu juga. Sedihnya.”
4. Biarkan anak Anda kesal
Ini bagian yang sulit. Putriku selalu bertengkar karena konsekuensinya jadi aku yang menguatkan diriku. Saya mungkin bertindak tenang di luar tetapi selama tahap ini, hati saya terkadang berdegup kencang di dalam.
Juga, saya bukan orang yang tenang secara alami sehingga pada poin ini biasanya kita berdua perlu berkumpul kembali. saya membiarkannya menangis saat saya mengambil napas yoga. Saya minta dia melepaskan rasa frustrasinya di kamarnya karena saya ingin mengajarkan bahwa tidak apa-apa menangis ketika Anda kesal. “Tidak apa-apa jika kamu perlu menangis tentang hal itu. Kembalilah kesini saat kamu selesai. “
Terkadang jika sudah lama saya akan memeriksanya dan bertanya apakah dia siap untuk berhenti menangis atau jika dia membutuhkan lebih banyak waktu.
5. Coba untuk mendekat lagi dan move on
Jika dia kesusahan untuk menenangkan diri sendiri, saya pergi ke kamarnya dan bertanya apakah dia siap untuk berhenti menangis atau jika dia membutuhkan lebih banyak waktu. Setelah dia tenang, saya menawarkan pelukan dan memberitahu dia bahwa saya bangga padanya untuk kembali seperti biasa. Untuk mendapatkan momentum positif, saya menawarkan beberapa kegiatan yang saya pikir akan sedikit membangkitkan semangatnya. Saya membiarkannya memilih hampir apa saja, asalkan tidak menonton Cinderella.
Saya bukan orang yang suci. Saya tidak selalu bisa mengendalikan emosi saya dengan cukup baik untuk melakukan ini setiap kali putri saya bertingkah. Tapi, semakin saya berusaha, semakin baik saya melakukannya. Semoga begitu juga dengan orang tua di luar sana.
Sumber : Bisnis
Comments