STARJOGJA.COM, JOGJA – Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan tuberkulosis pada anak, salah satunya menyosialisasikan deteksi dini penyakit itu di sekolah.
“Deteksi dini ini sangat penting. Jika ada penularan, maka penanganan bisa dilakukan secepatnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia Kisworini usai peluncuran Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Tuberkulosis (TB) 2017-2021 di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, upaya peningkatan deteksi dini TB pada anak dilakukan dengan memberikan sosialisasi terhadap guru pendidikan anak usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak.
Guru atau pendidik akan diberikan pemahaman mengenai kondisi pertumbuhan siswa yang patut diduga tertular bakteri tuberculosis.
Beberapa gejala yang dapat dilihat di antaranya berat badan siswa tidak mengalami penambahan dalam tiga bulan berturut-turut, berkeringat banyak saat tidur, hingga berkurangnya nafsu makan.
“Masyarakat sering menyebut gejala tersebut dengan flek. Harapannya, siswa dapat segera didiagnosis untuk memastikan apakah tertular TB atau tidak,” katanya.
Fita menyebut, risiko penularan TB terhadap anak akan meningkat apabila di lingkungan tempat tinggalnya terdapat orang dewasa pengidap TB namun tidak terdeteksi sehingga tidak menjalani pengobatan.(ANTARA)
Comments