Starjogja.com, Jogja – Kehilangan seseorang yang kita cintai, entah karena putus hubungan atau ditinggal meninggal, tentu merupakan hal yang menyedihkan, tak hanya berakibat pada patah hati, tapi juga pada perubahan fisik yang memicu masalah kesehatan jantung.
Melansir Kompas.com, Selasa, (27/02), riset terbaru menemukan bahwa kehilangan orang tercinta karena kematian, meningkatkan risiko terjadinya atrial fibrillasi atau denyut jantung tidak teratur, dan efeknya bertahan. Sindrom ini mengakibatkan seseorang yang mengalami stres berat, semisal karena pasangan meninggal dunia, mengalami gejala yang mirip seperti serangan jantung.
Gejalanya termasuk sesak napas dan nyeri dada, tapi tanpa ada penyumbatan pembuluh darah. Para ahli menduga bahwa adanya gelombang hormon stres yang dipicu peristiwa emosional bisa menjadi penyebabnya.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis 88.600 orang Denmark yang didiagnosis menderita artrial fibrilasi. Periset menemukan bahwa orang yang kehilangan pasangannya 41 persen lebih berisiko mengalami artrial fibrilasi pada bulan pertama setelah kehilangan pasangannya.
(Am)
Comments