Universitas Gadjah Mada (UGM) menargetkan akan menambah sebanyak 200-300 dosen asing bergelar profesor sepanjang tahun 2017, sehingga secara total jumlahnya menjadi 1.000 dosen asing.
“Jumlah dosen asing itu akan kita perbanyak, tahun ini kita targetkan kalau bisa tambahnya sekitar 200-300 dosen asing,” ujar Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, ditemui di Kompleks Kampus UGM. Yogyakarta, Senin.
Ia mengatakan, jumlah dosen-dosen asing yang mengajar di UGM saat ini mencapai 800 orang, sehingga dengan penambahan 200-300 dosen asing, total jumlahnya mencapai 1.000-1.100 orang.
“Dengan total dosen asing mencapai 1.000-1.100 orang maka persentasenya mencapai 25-27 persen dari total seluruh dosen di UGM. Saat ini persentase dosen asing sekitar 19 persen dan dosen dalam negeri 81 persen,” kata Iwan.
Menurut dia, UGM terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan hingga mencapai level terbaik dunia.
Tekad itu, katanya, semakin terbukti dengan kenaikan 50 peringkat hanya dalam satu tahun pendidikan, yaitu pada tahun 2016 meningkat menjadi peringkat 500 dunia dibanding tahun 2015 yang menempati posisi 550 dunia.
“Dengan upaya-upaya yang sudah kami lakukan hingga saat ini, kita optimistis mampu menembus level terbaik dunia. Dan UGM kan punya networking, punya kerjasama dengan 247 universitas di luar negeri,” terang Prof Iwan.
Lebih jauh, Iwan menjelaskan, beberapa langkah yang ditempuh UGM mewujudkan tekad tersebut. Pertama, memantapkan kerjasama dalam Memorandum of Understanding (MoU) dengan universitas-universitas di luar negeri untuk berbagai bentuk kerjasama.
Kedua, mendatangkan dosen-dosen asing untuk mengajar dan membimbing mahasiswa program Strata-2 dan Strata-3 di UGM. Ketiga, meningkatkan program double degree antara UGM dengan berbagai universitas di luar negeri.
“Maka kita akan mantapkan MoU kerjasama kita dengan universitas di luar negeri itu. Kalau dulu kan hanya kerjasama riset, baik yang dilakukan di Indonesia maupun diluar negeri, kita lakukan bergantian. Sekarang selain riset, mereka kita datangkan ke Indonesia, selain mengajar kemudian mereka juga menjadi pembimbing riset mahasiswa S-2 dan S-3 disini. Joint supervision gitu ya,” papar Prof Iwan. Budi Suyanto
Comments