Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia dinilai yang terburuk di kawasan ASEAN, kata Pemerhati Kedokteran dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Nugroho Wiyadi seperti dikutip Antara, Kamis (3/11/2016).
Alasannya, kata dia, pelaku pelayanan primer yang secara profesi tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang memadai, sehingga penanganan penyakit tidak sesuai standar.
Selain itu, sering terjadi pemakaian berbagai obat secara tidak tepat yang pada akhirnya mengakibatkan ketidakefektifan biaya, dan juga masalah-masalah lain seperti resistensi obat akibat pemakaian obat antibiotik, katanya.
Selain itu, lanjut dia, pemahaman masyarakat yang lemah tentang sistem pelayanan kesehatan primer, baik puskesmas maupun pada dokter praktek umum, dan sekunder di rumah sakit, mengakibatkan mereka tidak mengikuti sistem rujukan yang ada.
Disisi lain, katanya, masyarakat pada kelas ekonomi menengah ke atas cenderung langsung memeriksa diri ke dokter spesialis dengan berbagai risiko ketidaktepatan pemilihan jenis dokter spesialis yang dipilihnya.
Nugroho menambahkan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui penyediaan pelayanan yang bermutu dengan menerapkan kebijakan desentralisasi kesehatan.JIBI/Harian Jogja/Newswire |
Comments